Breaking News:

Travel Writer

Gunung Merapi - Selain Puncak, Inilah yang Dijumpai Saat Mendaki Gunung Api Teraktif di Indonesia

Untuk mendaki Gunung Merapi dapat dimulai dari Basecamp Barameru yang terletak di Dusun Plalangan, Desa Jlatah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Sri Juliati
Tribun Travel/Sinta Agustina
Gunung Merapi dari Gunung Merbabu, Jawa Tengah. 

Travel Writer: Fadhil Ramadhan (@fadhilram)

TRIBUNTRAVEL.COM - Selama 2,5 tahun kuliah di Solo, belum pernah aku mendaki Gunung Merapi.

Aku hanya pernah melihatnya saja dari Gunung Merbabu sebanyak dua kali, terlihat megah dan amat dingin.

Setelah sekian lama, akhirnya terealisasikan rencana untuk mendaki gunung dengan ketinggian 2.930 mdpl tersebut.

Secara administratif, Gunung Merapi terletak di empat wilayah, yaitu Kabupaten Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali.

Untuk mendaki Gunung Merapi dapat dimulai dari Basecamp Barameru yang terletak di Dusun Plalangan, Desa Jlatah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Perjalanan dari Solo menuju basecamp dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan durasi perjalanan selama 75 menit.

Sesampainya di basecamp, aku dan tiga orang teman menitipkan sepeda motor di garasi basecamp dengan biaya penjagaan Rp 5 ribu.

Untuk mendaki Gunung Merapi diharuskan untuk membayar biaya retribusi sebesar Rp 15 ribu untuk hari biasa dan Rp 18 ribu untuk hari libur.

Sebelum memulai pendakian, kami melakukan pemanasan dan berdoa bersama untuk keselamatan kami yang hendak mendaki.

2 dari 4 halaman

Saat mendaki, selain fisik yang kuat juga diperlukan mental yang mantap dan kecepatan berpikir dalam memutuskan pergerakan.

Mental yang kuat apabila tidak diimbangi dengan fisik yang baik dan kecepatan berpikir, kalau tidak beruntung akan berakhir dengan kecelakaan, cedera, atau bahkan kematian.

Sementara fisik yang kuat apabila tidak diimbangi dengan mental dan pikiran, bisa berakhir dengan putus asa di tengah letihnya pendakian.


ISTIMEWA/Fadhil Ramadhan

Atau pun pulang mendaki dihantui dengan pertanyaan, "Ngapain sih mendaki?" "Apakah untuk senang-senang saja, memangnya aku senang?" "Apa sih manfaatnya kumendaki barusan?"

Memulai Pendakian Menuju Pasar Bubrah

Setelah mantap, kami langsung memulai pendakian dengan rute shelter I, shelter II, shelter III, pos I, pos II, Watu Gajah, hingga berakhir di Pasar Bubrah.

Pendakian pun dimulai, setapak demi setapak kami lalui, sembari menyapa setiap orang yang berpapasan dengan kami.

Belum lama berjalan setelah melalui shelter III, kera-kera kecil yang melompat dari satu ranting ke ranting lainnya, menyapa kami.

Mendekati Pos II, kami menemui banyak batu besar yang menjadi ciri khas trek Gunung Merapi.

Saat itu langit yang cerah perlahan menjadi gelap lantaran hari yang sudah senja.

3 dari 4 halaman

Tak terasa, kami pun sampai di Pasar Bubrah dan mendirikan tenda tepat di sisi batu besar.

Malam itu Pasar Bubrah dikelilingi kabut tebal dan angin yang cukup kencang.

Meskipun tenda terus-menerus ditiup angin, kami tetap tertidur di dalamnya untuk mengembalikan stamina yang terkuras selama mendaki.

Pagi harinya, kami berjalan mendekati tanjakan menuju puncak dengan trek berpasir yang mudah longsor.

Untuk itu, kami harus selalu berhati-hati dalam melangkah.

Saat berada di tengah-tengah perjalanan menuju puncak, terlihatlah Merapi yang indah dengan hiasan sinar matahari dan langit yang cerah.

Tak terasa akhirnya kami dapat berdiri puncak Merapi.

Sementara pendaki lain mondar-mandir di sekitar kawah untuk mengambil gambar, kami cukup berdiri saja menjawab salam para pendaki yang lewat.

Terlihat awan yang ditiup angin, uap yang meluap dari kawah, dan matahari yang semakin meninggi.


ISTIMEWA/Fadhil Ramadhan

Setelah 45 menit duduk dan mengobrol di puncak, kami memutuskan untuk mengambil gambar sesaat sebelum turun.

4 dari 4 halaman

Usai mengemas kantong tidur, tenda, kompor, dan perlengkapan lain, kami melangkah untuk turun ke basecamp.

Sebelum benar-benar pulang kami berhenti di Monumen Kenangan wafatnya para pecinta alam; Achmad Al Habsji, Paulus Haryo Sulaksono, dan Arseno, untuk mengheningkan cipta dan berdoa sejenak.

Tak terasa pendakian Merapi ini usai, "Alhamdulillah, terima kasih Merapi."

Selanjutnya
Tags:
Gunung MerapiJawa TengahBoyolali
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved