Laporan Wartawan Tribun Jateng, Irzal Adiakurnia
TRIBUNJATENG.COM - Keris merupakan senjata tradisional yang sangat bernilai historis bagi Indonesia.
Tak heran berbagai raja di Nusantara hingga presiden memiliki koleksi keris yang sangat bernilai.
Jika traveler penasaran dengan proses pembuatan keris yang hanya ada di Indonesia, bisa berkunjung ke Padepokan Brojobuwono di Wonosari, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Tribun Jateng/Irzal Adiakurnia
“Di sini keris dibuat ada yang mulai dari pasir besi, ada juga yang sudah jadi lempengan, hingga menjadi pusaka yang sangat tinggi,” ujar Kristanto, salah satu pembuat keris di Padepokan Brojobuwono saat kunjungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, pada Minggu (13/11/2016).
Proses pembuatan keris harus menggunakan kayu jati sebagai bara apinya untuk mendapatkan suhu maksimum 1.500 derajat selsius.
Diruang gelap nan panas, terlihat panjak (asisten pembuat keris) Kristanto, Sardi, Made Subrata, dan Alex sedang bergelut dengan besi-besi panas.

TribunTravel.com/Tertia Lusiana
Tribun sempat merangkum proses pembuatan keris yang memakan waktu tiga hingga enam bulan.
Namun, jika bermula dari pasir besi bisa sampai memakan waktu satu tahun untuk satu keris.
Material yang digunakan ialah besi, dan nikel.
Namun jika ingin kualitasnya bagus, atau pesanan raja, menggunakan emas, hingga batu meteorit.
Tahap pertama, besi dipipihkan dengan panas api sekitar 1.000 derajat selsius.

Tribun Jateng/Irzal Adiakurnia
Tahap kedua, lempengan besi tersebut ditentukan lipatan-lipatannya untuk membuat lapisan besi.
Total lapisan terbanyak di padepokan ini bisa mencapai satu juta lipatan.
Selanjutnya, disatukan dengan lapisan zat lain seperti nikel atau emas dan pesanan lainnya.
Tahap ke empat, beberapa zat tersebut dilebur dan dipipihkan sehingga tidak terlihat lapisan lagi, ini disebut saton.
Setalah itu, saton dibentuk menjadi seperti jarum jam, atau semi pedang.
Setelah itu diberikan baja keras di tengah sebagai sumbunya.

Tribun Jateng/Irzal Adiakurnia
Teknik ini akrab disebut “nyelorok”.
Sumbu baja di tengah sangat menentukan kekuatan keris.
Tahap selanjutnya, dibuat gonjo-nya, atau perbatasan antara keris dan pegangannya.
Tahap terakhir ialah dibuat pamor, atau lekukan-lekukan hingga motif keris yang dipesan oleh Empunya.



