lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ayesha Ayu Agustien
TRIBUNTRAVEL.COM - Semenjak kehadiran alfabet sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi, berbagai macam sistem penulisan dari berbagai bahasa terus berkembang.
Dari sekian banyak alfabet atau huruf, Latin menjadi yang paling populer dan banyak digunakan di dunia.
Meskin demikian, ada lebih dari dua miliar orang yang menulis dengan format selain Latin.
Beberapa di antara alfabet yang saat ini digunakan oleh masyarakat, ada lima yang paling cantik seperti dilansir dari Matador Network.
1. Burmese (Myanmar)
Wikipedia
Burmese
Huruf Burmes berasal dari Burma atau sekarang dikenal sebagai Myanmar.
Alfabet ini dibuat dengan bentuk lingkaran.
Cara menulisnya juga harus searah dengan jarum jam.
Sayangnya, saat ini penggunaannya sudah tidak sebanyak dulu.
Dalam penggunaan sehari-hari, Hindi dan Latin lebih sering digunakan.
2. Sinhalese (Sri Lanka)
IngPeaceProject.com
Sinhalese
Nggak cuma cantik, Sinhales yang berasal dari Sri Lanka ini juga dianggap sebagai alfabet paling mahal di dunia.
Sinhalese memiliki lebih dari 50 fonem, 38 di antaranya menjadi yang paling sering digunakan dalam tulisan.
Hingga saat ini Sinhalese masih menjadi satu dari mata pelajaran di sekolah.
Lebih dari 21 juta orang menjadi native dari tulisan dan bahasa ini.
3. Georgian (Georgia)
WordPress.com
Georgian
Terletak di antara Turki dan Rusia, Gerogia punya bahasa dan alfabetnya sendiri.
Alfabet negara ini juga dinilai sangat cantik dan elegan.
4. Tagalog (Filipina)
tumblr
Tagalog
Berasal dari tulisan Indo-European, Tagalog adalah sistem penulisan yang paling banyak digunakan di Filipina hingga Spanyol datang.
Penjajahan awalnya hanya mengubah sedikit bagian dari dari alfabet yang sudah ada.
Hingga akhirnya, ada beberapa perubahan yang cukup signifikan.
5. Hanacaraka (Indonesia)
Wikimedia Commons
Hanacaraka
Hanacaraka atau yang dikenal dengan huruf Jawa ternyata juga masuk ke daftar tulisan paling cantik.
Di abad 19 hingga 20, Hanacaraka sempat dicanangkan untuk menjadi standar penulisan di berbagai bidang.
Sayangnya, usaha itu gagal setelah Jepang menduduki Indonesia.
Saat Perang Dunia II, penggunaan Hanacaraka bahkan dilarang/
Sejak saat itu, Latin menjadi standar penulisan yang digunakan.
