Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizky Tyas
TRIBUNTRAVEL.COM - Bayi yang awalnya lahir sebagai perempuan di sebuah desa kecil di Republik Dominika akan berubah menjadi pria saat menginjak remaja atau pubertas.
Beberapa kasus tercatat, fenomena ini terjadi akibat cacat genetik.
Sekitar dua persen atau lebih dari 90 bayi di Salinas diperkirakan lahir dengan kondisi yang sama.
Diduga, hal ini terjadi karena ada enzim yang hilang selama kehamilan.
Dirangkum TribunTravel.com dari laman Dailymail.co.uk, anak-anak yang mengalami transisi alat kelamin di daerah ini umumnya disebut Guevedoces.
Johny adalah satu di antara bayi yang mengalami kejadian ini,
Sejak lahir ia dibesarkan sebagai seorang gadis bernama Felicity oleh orang tuanya.
Pria yang saat ini berusia 24 tahun itu berkata, "dulu aku pergi ke sekolah memakai rok. Tapi, aku merasa tidak suka berpakaian sebagai seorang gadis."
Anak lain bernama Carla yang juga mengalami transisi berubah namanya menjadi Carlos ketika berusia 9 tahun.

Dailymail
Foto dua bocah yang ada di halaman ini, ialah Carla alias Carlos saat berfoto dengan sepupunya Catherine yang memakai baju merah muda.
Kondisi tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1970 setelah seorang ilmuwan dari Cornell mengunjungi pulau ini.
Janin biasanya membentuk alat kelamin laki-laki setelah sekitar delapan minggu dalam rahim, dengan perubahan yang dipicu oleh hormon dihidro-testosteron.
Tapi, beberapa bayi yang tidak memiliki enzim memicu lonjakan hormon hingga mengaibatkan mereka lahir seperti perempuan.
Alat kelamin pria mereka tidak akan terbentuk sebelum mencapai pubertas, ketika ada testosteron.
Beberapa ahli menyarankan, anak-anak yang memiliki kecenderungan seperti ini agar tidak dibiarkan pergi ke luar desa.