Breaking News:

Pilpres Amerika Serikat - Bingung dengan Sistim Pemilu di AS? Inilah 3 Hal yang Harus Kamu Tahu

Selasa (8/11/2016) hari ini, negara paling kuat di dunia, Amerika Serikat, bersiap memilih presiden baru untuk menggantikan Barack Obama.

Editor: Sri Juliati
Jim Wilson/The New York Times
Suasana pemilihan presiden di AS 

TRIBUNTRAVEL.COM - Selasa (8/11/2016) hari ini, negara paling kuat di dunia, Amerika Serikat, bersiap memilih presiden baru untuk menggantikan Barack Obama.

Pemilihan kali ini akan menjadi pilpres empat tahunan ke-58.

Pada pemilu ini pula pemilih presiden dipilih, yang kemudian memilih Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat, akan dipilih.

Bagaimana sistim pemilihan presiden di negara tersebut?

Bagaimana Hillary Clinton dari kubu Demokrat dan Donald Trump dari Republik ditetapkan sebagai calon presiden?

Berikut kami rangkumkan hal-hal yang perlu diketahui dari pilpres di AS seperti dilansir TribunTravel.com dari Tribunnews.com

1. Siapa yang bisa menjadi presiden?

Secara teknis, untuk bisa mencalonkan diri menjadi presiden, seseorang harus 'terlahir sebagai warga negara AS', berusia 35 tahun, dan telah bermukim di AS selama 14 tahun.

Sejak 1933, hampir semua presiden yang terpilih sebelumnya menjabat sebagai gubernur, senator, atau perwira tinggi militer.

Syarat lain 'yang tidak tertulis' adalah termasuk tokoh nasional dan menjadi sumber media.

2 dari 4 halaman

Tentu saja, untuk bisa menjadi calon presiden (capres), seseorang harus mendapat dukungan dari partai.

Dalam Pilpres 2016, ada 10 gubernur dan calon gubernur serta10 anggota dan mantan anggota senat.

Mereka ini menjalani tahapan, sehingga yang tersisa adalah Hillary yang didukung Demokrat dan Trump yang mendapat sokongan Republik.

2. Bagaimana mendapat dukungan?

Serangkaian pemilihan digelar di setiap negara bagian, yang dimulai pada Februari, untuk menentukan siapa yang akan menjadi calon presiden dari setiap partai.

Pemenang akan mendapatkan sejumlah anggota partai (biasa disebut delegates) yang punya kewenangan memilih dan menentukan capres di konvensi partai yang digelar pada Juli.

Pada konvensi ini pula calon resmi diumumkan.

Semakin makin banyak menang di negara bagian, makin banyak diperoleh delegates di konvensi, yang pada akhirnya meningkatkan kans untuk terpilih sebagai capres resmi.

Hillary dan Trump menang besar di rangkaian pemilihan dan secara resmi menjadi capres Demokrat dan Republik, Juli lalu.

Dalam sejarah Amerika, keduanya adalah capres yang paling tidak populer.

3 dari 4 halaman

Di konvensi ini, partai juga menentukan calon wapres, yaitu Senator Tim Kaine yang menjadi pendamping Hillary dan Gubernur Indiana, Mike Pence, yang menjadi cawapres bagi Trump.

3. Pilpres pada Selasa 8 November

Pilpres menggunakan sistim yang biasa disebut electoral college.

Mereka adalah sekelompok orang yang memilih pemenang.

Dalam sistim ini, presiden terpilih tidak diangkat berdasarkan pilihan rakyat lewat pemungutan suara di TPS, tetapi oleh electoral votes (suara pemilu) yang tersebar di 51 negara bagian.

Setiap negara bagian memiliki jatah electoral votes yang berbeda.

Jatah ini ditentukan oleh banyaknya alokasi kursi Senat dan DPR yang dimiliki tiap-tiap negara bagian.

Alokasi kursi Senat dan DPR bisa berubah berdasarkan populasi penduduk yang ditetapkan oleh sensus sepuluh tahunan.

Saat ini terdapat 538 electoral votes.

Jumlah itu ditetapkan berdasarkan 435 kursi DPR (House of Representatives), 100 kursi Senat, ditambah tiga jatah electoral votes untuk ibu kota Washington DC—meskipun kota pemerintah federal ini tidak memiliki wakil di Senat.

4 dari 4 halaman

Untuk memenangi pemilu, seorang calon presiden harus mendapatkan minimal 270 dari 538 electoral votes.

Oleh karena itu, dalam setiap pemilu, para politisi selalu membidik negara bagian yang memiliki jumlah electoral votes terbanyak, seperti California (55), Texas (34), Florida (27), dan Illinois (21).

Ketika seseorang mencoblos, sebenarnya yang mereka pilih adalah elector.

Elector ini sudah diketahui posisinya, apakah akan memilih Hillary atau Trump.

Yang menarik adalah, di hampir semua negara bagian (kecuali Nebraska dan Maine), berlaku prinsip the winners takes all yaitu pemenang akan mendapatkan semua jumlah elector di negara bagian tersebut.

Misalnya, pemenang di New York akan mendapatkan 29 electoral votes.

Untuk mendapatkan 270, hasil di negara-negara bagian yang berpotensi dimenangkan baik oleh Demokrat atau Republik, biasa disebut swing state, seringkali menjadi penentu hasil Pilpres.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Amerika SerikatDonald TrumpHillary ClintonTribunTravel Quincy Jones Pager (Beeper) Brittney Griner Ivana Trump Benjamin Franklin Christopher Columbus
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved