Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah desa yang bernama Zhelaizhai dikatakan menjadi desa yang unik karena penduduknya.
Zhelaizhai berada di Liqian, pinggiran Gurun Gobi di China Barat.
Kebanyakan warga di sini memiliki keistimewaan fisik yang berbeda dari warga Asia lainnya.
Mereka rata-rata mempunyai mata biru atau hijau, hidung panjang dan bahkan rambut pirang.
Banyak orang menganggap bahwa mereka adalah keturunan orang Eropa.
Telah dilansir Tribun Travel dari Telegraph, seorang pria lokal yang bernama Cai Junnian, dan lebih akrab dijuluki teman dan kerabatnya Cai Louma atau Cai Romawi merupakan satu dari penduduk desa tersebut.
Merut desas-desus yang beredar, penduduk ini diduga adalah keturunan tentara Romawi.
Berdasarkan hasil pengujian genetik, menunjukan bahwa hampir dua per tiga dari DNA mereka berasal dari ras Kauskasia, dan ini memberikan dukungan yang memungkinkan mereka adalah keturunan dari 'legiun yang hilang' dari tentara Romawi.
Dikisahkan pada 2000 tahun yang lalu, terjadi pertempuran antara kekaisaran Romawi melawan China Han, pasukan Romawi dipimpin oleh jenderalnya yang bernama Marcus Crassus.
Crassus sendiri telah mati dan dipenggal, beberapa orang dikatakan melarikan diri dari pertempuran dan pergi ke arah timur untuk menghindari musuh.
Inilah kisah yang menjadi legenda dari tahun ke tahun.

dziennikpekinski.blogspot.com
Penduduk di Zhelaizhai
Maurizio Bettini, antropolog dari Siena University, berpendapat bahwa harus ada orang yang menemukan barang-barang seperti uang Romawi atau senjata khas legiun Romawi.
"Tanpa bukti semacam ini, kisah legiun yang hilang hanyalah sebuah legenda," imbuhnya.
Untuk menguatkan pendapat ini, arkeolog berencana melakukan penggalian-penggalian di wilayah tersebut untuk mencari sisa-sisa benteng ataupun bangunan yang dibangun oleh tentara yang diceritakan.
"Kami berharap untuk membuktikan legenda dengan menggali dan menemukan lebih banyak bukti hubungan awal China dengan Kekaisaran Romawi," Yuan Honggeng, kepala Studi Italia Pusat yang baru didirikan di Universitas Lanzhou di provinsi Gansu, kepada surat kabar China Daily.