lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Sumba merupakan satu di antara sejumlah pulau yang menjadi bagian dari gugusan kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Alamnya yang memesona membuat siapa saja ingin segera terbang ke sana.
Sumba memiliki gugusan perbukitan hijau yang baru-baru ini menjadi destinasi wisatawan, baik turis lokal maupun mancanegara.
Satu di antaranya adalah Bukit Wairinding, yang terletak di Desa Pambotanjara, Waingapu, Sumba Timur.
KOMPAS/MULYAWAN KARIM
Namun terlepas dari keindahan Waingapu dan daerah lain di Pulau Sumba, ternyata masyarakat di sana masih memiliki kekurangan.
Dikutip TribunTravel.com dari Kompas TV, ketika musim kemarau tiba warga Pulau Sumba mengalami kesulitan air.
Mau tidak mau, warga Pulau Sumba harus berjalan kaki berkilo-kilometer untuk mencari sumber air.
Bahkan, warga Pulau Sumba harus rela masak dan mandi menggunakan air keruh.
Melihat kondisi ini, seorang turis asal Prancis bernama Andre Graff tergerak untuk mencari solusi.
Awalnya Andre hanyalah seorang turis biasa yang datang untuk berwisata di Pulau Sumba.
Namun karena kecintaannya terhadap alam Sumba, juga kepada kehidupan warga lokal, Andre rela meninggalkan kemewahan di negara asalnya.
Terhitung sejak 2005, Andre memilih untuk menetap di Desa Waiwora dan menjual semua aset yang dimilikinya untuk membangun sumur di Pulau Sumba.
"Saya tidak pernah berniat untuk tinggal di sini (Sumba, red). Tetapi dalam hidup saya, bertemu orang-orang dalam perjalanan saya adalah pilihan bagi saya," kata Andre Griff melalui telepon kepada Wall Street Jounal.
Tidak hanya memberikan bantuan finansial, Andre pun ikut turun tangan menggali sumur dengan dibantu oleh warga.
Uang yang didapatkan Andre dari hasil menjual asetnya kemudian digunakan untuk membuat beberapa sumur.
Bahkan teman-teman Andre di Prancis pun ikut membantu saat Andre menggalang donasi bertajuk "Water for Sumba."
Hingga saat ini, Andre sudah membuat lebih dari 29 sumur di tiga desa di Pulau Sumba.
"Sekarang saya merasa saya telah banyak belajar selama delapan tahun di Sumba daripada yang pernah saya lakukan selama 47 tahun di Eropa," ujar Andre, dikutip TribunTravel.com dari Wall Street Journal.
Sebagai penduduk asli Indonesia yang mencintai negerinya sendiri bukannya kita harus berkaca dari apa yang dilakukan Andre?
Jangan hanya menikmati alamnya, tapi jangan lupa untuk selalu merawat dan menjaganya.
