Breaking News:

VIDEO: Mitos Rumah Bulat di Pulau Timor yang Diyakini Membawa Ketenangan dan Kenyamanan

Tak hanya kain tenun Timor yang menjadi ciri khas di Kupang dan sekitarnya. Di Pulau Timor,NTT juga memiliki rumah tradisional yakni Rumah Bulat.

Tribunnews
Rumah Bulat di Pulau Timor: Rumah Tradisional untuk Simpan Hasil Panen (Tribunnews.com) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yulis Sulistyawan

TRIBUNNEWS.COM, PULAU TIMOR - Tak hanya kain tenun Timor yang menjadi ciri khas di Kupang dan sekitarnya.

Di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga memiliki rumah tradisional yakni Rumah Bulat.

Begitu kaki menjejakkan Bandara El Tari, Kupang, jalan saja ke halaman sekitar Bandara.

Di taman sekitar Bandara akan terlihat bangunan beratap bulat terbuat dari seng.

Itu lah miniatur rumah bulat.

Untuk menemukan rumah bulat yang sebenarnya, datang ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Di Kabupaten yang berhawa paling sejuk di Pulau Timor itu mudah menemukan Rumah Bulat.

Tribun mendatangi satu kawasan paling pelosok di Kabupaten TTS, yakni Boti.

Perjalanan dari Ibu Kota TTS, SoE ke Boti bisa ditempuh selama dua jam.

2 dari 4 halaman

Satu jam pertama masih bisa naik mobil lalu berhenti di desa yang paling atas, yakni Oeleu Utara.

Dari Oeleu Utara, satu-satunya kendaraan yakni Ojek sepeda motor yang biasanya pengojeknya adalah warga sekitar.

Selama perjalanan dari Oeleu Utara menuju Boti, tak perlu lagi mencari-cari rumah bulat.

Kawasan tersebut berbukit dan berhutan.

Rumah warga biasanya berkumpul menjadi beberapa rumah.

Nah, di kampung itulah tak sulit menemukan Rumah Bulat.

Hampir semua kampung kawasan Boti terdapat Rumah Bulat.

Bahkan di beberapa lokasi, Rumah Bulat malah mendominasi di banding rumah normal lainnya.

Rumah bulat itu bentuknya benar-benar bulat.

Tapi ada juga yang agak lonjong.

3 dari 4 halaman

Dari atap hingga bagian bawah, tertutup daun ilalang kering.

Pintu masuknya hanya sekitar satu meter sehingga harus berjongkok jika hendak masuk ke rumah bulat.

Ibrahim Naktonis (60) satu warga Boti yang sampai sekarang masih memiliki rumah bulat warisan orangtuanya mengatakan, Rumah Bulat saat ini lebih banyak dipergunakan untuk menyimpan hasil panen berupa jagung, kacang atau ubi.

"Kalau sekarang rumah bulat lebih banyak dipakai untuk menyimpan hasil panen," ujar Ibrahim Naktonis.

Selain itu, Rumah Bulat saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk tempat memasak.

Hal senada dikatakan tokoh masyarakat Boti, Nikodemus Leolaka.

Menurut Nikodemus, sebagian masyarakat sudah tinggal di rumah beratap seng yang berbentuk kotak seperti rumah masyarakat umumnya di Pulau Timor.

Ibrahim dan Nikodemus mengatakan, memang masih ada beberapa warga yang menghuni Rumah bulat.

Ibrahim mengatakan, rumah bulat bisa melindungi ketika hawa dingin datang.

Terkadang suhu dingin bisa mencapai kurang dari 26 derajat celcius.

4 dari 4 halaman

"Kalau masuk ke rumah bulat, hawanya menjadi hangat," ujarnya.

Begitu pula saat siang hari ketika cuaca sangat panas, ketika masuk ke dalam rumah bulat hawanya akan lebih sejuk.

"Tidak terasa panasnya," lanjut Ibrahim.

Ukuran rumah bulat tergantung dari jumlah anggota keluarga.

Jika jumlah anaknya banyak, maka rumah dibikin besar.

Namun kalau keluarga kecil dan kemampuan ekonomi juga pas-pasan, rumah bulat dibuat kecil seukuran 3 x 3 meter.

Mitos dan Fungsi

Bagian tengah rumah bulat terdapat 4 tiang pancang yang ditengah-tengahnya terdapat tungku perapian.

Keempat tiang ini berfungsi untuk membuat para-para atau dalam bahasa Jawa-nya disebut pogo.

Fungsi dari para-para ini adalah tempat menyimpan hasil panen, mulai padi, jagung, kacang tanah, kacang-kacangan dan ubi.

Paparan asap dari tungku perapian ini adalah teknologi sederhana untuk mengawetkan bahan pangan yakni dengan pengasapan.

Tinggi para-para ini sekitar 170cm dengan tujuan agar mudah dijangkau oleh penghuninya.

Bagian atas dari dalam rumah bulat digunakan sebagai gudang hasil panen.

Pada bagian atas para-para terdapat atap.

Rangka dari atap ini terbuat dari kayu kasuari yang disusun melingkar membentuk kerucut pada bagian atasnya.

Diikat satu sama lain hingga berbentuk setengah lingkaran yang agak lonjong dan lancip pada bagian atasnya.

Sebagai penutup digunakan ilalang kering yang sudah dianyam menjadi lembaran-lembaran.

Penyusunan lembaran ilalang ini dari bawah secara melingkar kemudian secara beratahap naik ke atas hingga puncak atap.

Bagian dinding dari rumah bulat terbuat dari papan kayu, sedangkan dulu terbuat dari bambu.

Saat ini dinding rumah bulat sudah dari dinding semen.

Rumah bulat selain sebagai lumbung bahan pangan juga memiliki fungsi lain; tempat memasak, bercengkrama dan melahirkan.

Tungku yang berada ditengah-tengan digunakan sebagai dapur dalam kesehariannya.

Asap yang dihasilkan berguna untuk mengawetkan hasil panen, bara api untuk memasak dan udara hangat untuk mengusir hawa dingin.

Dalam sebuah keluarga biasanya pada malam hari atau pagi hari akan berkumpul di sini.

Makan bersama sekaligus menghangatkan badan membuat tungku perapian kadang tak pernah padam dan selalu di kelilingi termasuk hewan piaraan seperti anjing dan anak babi yang mencari kehangatan.

Pada malam harinya 2 tempat tidur berupa ranjang dari kayu terletak disampin kanan dan kiri menjadi kasur empuk dan hangat untuk melewati malam yang dingin.

Mitos masyarakat timor, seorang ibu harus melahirkan di dalam rumah bulat dan tidak boleh keluar selama 4 hari 4 malam.

Suhu rumah bulat yang relatif stabil yakni 22-26C pada suhu normal dan saat memasak bisa mencapai 34-36C adalah tempat yang sangat nyaman.

Kondisi ruang inilah yang digunakan sebagai tempat persalinan bagi ibu dan tempat yang nyaman untuk bayi.

Selanjutnya
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Nusa Tenggara TimurPulau TimorRumah Bulat Belacang Domu Warandoy Sambal Luat Pelepah Manuk
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved