Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah pemandangan menakjubkan akan traveler jumpai ketika melintasi Pulau Mauritius.
Mauritius merupakan negara kepulauan di Samudera Hindia atau sekitar 900 kilometer di sebelah timur Madagaskar.
Pulau ini merdeka pada tahun 1968 dan menjadi republik pada tahun 1992.
Mauritius pertama kali ditemukan orang Arab, namun berpindah tangan ke bangsa Portugal tahun 1505, lantas dijajah Belanda pada 1638.
Anyway, tahukah kamu rupanya nama Mauristus disematkan untuk mengenang Pangeran Maurice dari Nassau.
Prancis yang pernah menduduki pulau itu sepanjang abad ke-18 lantas mengubah namanya menjadi Ile de France.
Mauristus kembali jatuh ke Britania Raya tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula.
Sebuah pemandangan menakjubkan akan kamu lihat ketika melintasi pulau bagian barat.
Bila kamu lihat dari atas, ada pemandangan yang nampak seperti air terjun di bawah air.
Ini bukanlah editan atau trik foto, loh.

twistedsifter.files.wordpress.com
Air terjun bawah air ini hanyalah ilusi dari sebuah pemandangan alam.
Yang sebenarnya terjadi, limpasan dari pasir dan lumpur deposito menciptakan ilusi air terjun bawah air.
Telah dilansir Tribuntravel dari laman twistedsifter, ketika satelit Google Maps berhasil mengabadikan lokasi fenomena ini, air terjun terlihat nyata, guys.
Jika traveler berkesempatan mengunjungi pulau ini, kamu akan menyaksikan sendiri betapa menakjubkannya surga tropis ini.
Selain ilusi air terjun bawah airnya, pulau ini juga terdapat Le Morne Cultural Landscape yaitu sebuah gunung terjal yang menjorok ke Samudera Hindia di sebelah barat daya Mauristus.
Le Morne Cultural Landscape telah diakuin oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia, lho.
Dulunya, gunung ini digunakan sebagai tempat berlindung oleh budak pelarian, Maroon, selama bertahun-tahun pada abad ke-18 hingga awal abad ke-19.

twistedsifter.files.wordpress.com
Gunung ini dikelilingi oleh hutan dan tebing gunungnya hampir tidak bisa diakses.
Para budak yang melarikan diri membentuk sebuah permukiman kecil di gua-gua dan puncak Le Morne.
Le Morne menjadi simbol perjuangan budak untuk sebuah kebebasan, penderitaan, dan pengorbanan.