Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Tren selfie memang sudah menjamur di kalangan millenial alias generasi muda yang lahir pada rentang 1980 hingga 2000-an.
Ditambah lagi dengan adanya ponsel dengan kamera super jernih yang menunjang kebiasaan selfie.
Aksesoris ponsel yang digunakan untuk selfie pun semakin beragam, mulai dari tongkat narsis (tongsis) hingga lensa fish-eye.
Tak heran jika saat traveling, selfie menjadi satu hal yang selalu dilakukan oleh traveler.
TribunTravel.com memberikan lima alasan kenapa terlalu sering selfie hanya akan berakhir percuma.
1. Bisa membuat celaka

Instagram/angela_nikolau
Kamu pasti udah sering mendengar kecelakaan yang disebabkan karena selfie.
Karena ingin populer, banyak orang yang rela selfie di tempat-tempat yang membahayakan.
Satu di antaranya adalah Angela Nikolau yang sering selfie di gedung-gedung tinggi.
2. Melewatkan hal unik

Instagram/nyimaslaula
Terlalu sering selfie justru akan membuatmu melewatkan hal-hal unik selama perjalanan.
Sekali-sekali coba arahkan bidikanmu ke lanskap yang ada di depan matamu.
Terkadang, akan ada hal-hal tak terduga yang bisa kamu jadikan foto.
3. Merusak alam

tribunjogja/ikrobdidik
Masih ingat dengan kebun bunga amarilis di Gunungkidul, Yogyakarta, yang rusak akibat ulah anak alay?
Kebun bunga tersebut menjadi ramai akibat dibagikan ke media sosial.
Kemudian banyak orang yang datang hanya untuk selfie, tanpa memerdulikan tanaman yang mereka injak.
4. Dikira anak alay

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Selfie saat traveling sah-sah aja kok, asalkan jangan terlalu sering.
Setiap ada pemandangan bagus, kamera on, jepret, begitu seterusnya sampai memori habis.
Please, bukannya dikira traveler, malah dikira anak alay.
5. Memori habis

androidcure.com
Daripada memenuhi memori dengan foto-foto narsis, lebih baik isi dengan foto lanskap alam yang sedang kamu kunjungi.
Nggak ada salahnya kan?
Ingat ya, selfie boleh, tapi nggak perlu sampai beratus-ratus kali.


