TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah mendengar KRI Ahmad Yani 351 atau KRI Yos Sudarso 353?
Pernahkah kita bertanya, dari mana asal angka-angka yang berada di nama-nama kapal tersebut?
Kenapa 351? Kenapa 353?
Ternyata, angka-angka itu bukan muncul sembarangan, tapi ada penjelasannya.
Pada dasarnya, nomor lambung kapal perang TNI AL dibagi berdasarkan satuan di mana kapal tersebut bernaung.
Secara keseluruhan, ada tujuh satuan yang menjadi induk kapal perang.
Yaitu Satuan Kapal Eskorta (Satkor), Satuan Kapal Cepat (Satkat), Satuan Kapal Patroli (Satrol), Satuan Kapal Ranjau (Satran), Satuan Kapal Selam (Satsel), Satuan Kapal Amfibi (Satfib), dan Satuan Kapal Bantu (Satban).
Berikut klasifikasinya seperti dilansir TribunTravel.com dari Angkasa.co.id:
- Angka 3
Angka ini biasa digunakan oleh kapal-kapal di bawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor).
Seluruh kapal Satkor biasanya menggunakan nama-nama pahlawan.
Satuan ini mengoperasikan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), kapal Frigat Ringan Multi Peran (Multi Role Light Frigate/MRLF), dan kapal korvet atau biasa disebut kapal Perusak Kawal (PK).
Contohnya, KRI Fatahillah (361), KRI Diponegoro (365), KRI Oswald Siahaan (354), dan yang paling muda KRI John Lie (358).
- Angka 6
Kapal dengan nomor lambung 6 biasanya dioperasikan di bawah Satuan Kapal Cepat (Satkat).
Satuan yang punya tugas utama sebagai pemukul pertama kapal-kapal lawan ini mengoperasikan setidaknya tiga jenis kapal.
Yaitu Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), dan Fast Torpedo Boat (FTB) dengan menggunakan nama-nama yang diambil dari nama senjata tradisional dan binatang buas.
Kapal-kapal di bawah naungan Satkat antara lain KRI Mandau (621), KRI Singa (651), KRI Todak (631), dan KRI Clurit (641).
- Angka 5
Angka 5 di lambung kapal biasanya identik dengan kapal-kapal milik Satuan Kapal Amfibi (Satfib) yang memiliki tugas utama melakukan pendaratan pasukan beserta kendaraan pendukungnya.
Satfib memilih menggunakan nama-nama teluk dan kota-kota pelabuhan di Indonesia.
Contohnya KRI Teluk Jakarta (541), KRI Surabaya (591), dan KRI Teluk Peleng (535).
Karena perannya sebagai kapal pendarat, Satfib mengoperasikan kapal jenis Landing Ship Tank (LST), Landing Platform Dock (LPD), dan kapal Angkut Serba Guna (ASG).
Beberapa kapal dengan nomor lambung 5, seperti KRI Teluk Ambonia (503), KRI Banda Aceh (593), dan KRI Banjarmasin (592) berada di bawah Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL. (*/Remigius Septian)