Laporan Wartawan TribunTravel.com, Arif Setyabudi
TRIBUNTRAVEL.COM - Smartphone terbaru Samsung, Galaxy Note 7 menimbulkan kekhawatiran sejumlah maskapai penerbangan.
Pasalnya, ponsel itu malah meledak hingga terbakar ketika di-charge.
Sejumlah maskapai telah mengantisipasi kejadian terbakarnya perangkat Galaxy Note 7.
Banyak maskapai yang melarang penggunaan Galaxy Note 7 di pesawat mereka.
Meski demikian, tetap ada penumpang yang masih mengantongi perangkat Galaxy Note 7 dalam penerbangan.
Untuk itu, maskapai asal Amerika Serikat, misalnya Alaska Airlines dan Virgin America menggunakan tas khusus anti api untuk mengantisipasi.
Tas khusus yang bernama Hot-Stop L ini dapat mengamankan benda-benda yang terbakar.
Sebagai antisipasi terhadap kebakaran baterai lithium-ion, pramugari akan memakai sarung tangan anti panas dan memasukkan perangkat yang terbakar ke dalam tas.
"Tutup ritsleting tas tersebut setelah api padam," demikian isi pemberitahuan yang dibuat oleh Alaska Airlines seperti dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com.
Perlu kamu tahu guys, tas anti api tersebut dapat menahan suhu hingga 1760 derajat Celcius.
Tas warna merah ini tahan dengan api sehingga dapat mengurangi hingga meredam perangkat elektronik yang terbakar.
Data Federal Aviation Administration (FAA) seperti dilansir dari Infopenerbangan.com, ada 129 insiden terkait persoalan asap karena baterai ponsel yang terlalu panas atau meledak di pesawat.
Bahkan saat ini, US Department of Transportation (DOT) dan Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan larangan total terhadap Samsung Galaxy Note 7.
Larangan ini berarti penumpang yang membawa Samsung Galaxy Note 7 tidak diperbolehkan naik pesawat.