Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Belum lama ini, yaitu 28 September merupakan Hari Kereta Api.
Berbagai promo menarik hingga ulasan tentang kereta api banyak bermunculan di media.
Sebagai pengguna jasa transportasi umum, kereta api merupakan satu dari banyak kendaraan umum yang banyak digunakan.
Selain harga yang murah, kini fasilitas yang ada di kereta api juga tak kalah menarik.
Dikutip dari kidnesia.com, pengguna jasa transportasi kereta api seharinya bisa menjacai 600 ribu di Jabotabek.
Traveler pastinya sudah pernah kan naik kereta api baik dalam kota maupun untuk keluar kota.
Nah, membahas soal kereta api, maka tak salah jika kita mengenal lebih dalam tentang Museum Kereta Api Sawahlunto.
Museum Kereta Api Sawahlunto merupakan museum stasiun kereta api yang terletak di Sawahlunto Sumatera Barat.
Letaknya berada di Jalan Kampung Teleng, Keluarahan Pasar, Kecamatan lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Berdirinya likaso ini sudah sejak zaman kolonial lho, lebih kurang pada tahun 1918.
Di Sumatera Barat, kereta api merupakan transportasi masa lampau yang jadi andalan masyarakat setempat.
Dalam museum KA ini kamu bisa menyaksikkan literatur mengenai lokomotif dan sejarah perkeretaan di Sawahlunto.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN ILUSTRASI
Mengunjunginya akan membuat traveler menjumpai beragam replikan kereta api, ketel-ketel uap, hingga jam kuno.
Sejenak mengintip sejarahnya, tahun 1868 orang Belanda yang bernama W.H. de Greeve berhasil menemukan surga batu bara di Sawahlunto.
Melihat hal tersbut, dia menanamkan modal sebesar Rp 5,5 juta golden untuk membangun pemukiman dan fasilitas perusahaan tambang batu bara Ombilin.
Jalur kereta api pun akhirnya dibangun untuk mengangkut batu bara tersebut dari Sawahlunto menuju Emma Haven atau Teluk Bayur, Padang.
Menjadi stasiun kereta api pertama di sana selama beberapa puluh tahun akhirnya membuah Stasiun ini di alih fungsingkan sebagai museum pada 17 Desember 2005.
Sejak saat itu, Indonesia memiliki 2 museum kereta api yang ada di Ambarawa dan Sawahlunto.
Setelah diresmikan menjadi museum, lokomotif uap yang ada di sini 'disulap' menjadi kereta wisata.
Kereta ini melayani rute Stasiun Sawahlunto - Muara Kalaban.
Sayangnya sejak tahun 2013, lokomotif tersebut juga ikut dimuseumkan dikarenakan pipa pembakarannya bocor.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI
Koleksi yang bisa kamu temui di sini antara lain, gerbong sebanyak lima buah, sebuah lokomotif uap, jam klasik sebanyak dua buah, alat-alat sinyal atau komunikasi sebanyak 34 buah, foto-foto jaman dahulu yang menggiasi dinding, miniatur-miniatur lokomotif, brangkas, dan masih banyak lainnya.
Jika kamu berniat mengunjunginya datanglah setiap hari Selasa sampai Minggu mulau pukul 7.30 WIB.