Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Budaya Tana Toraja seakan-akan tak ada habisnya untuk dieksplorasi.
Dikenal sebagai daerah yang masih memegang teguh kepercayaan leluhur, Tana Toraja memberikan penghargaan yang sangat besar dalam upacara kematian.
Satu di antaranya adalah tradisi Rambu Solo yang merupakan tradisi unik pemakaman masyarakat Tana Toraja.
Dalam tradisi ini, kalangan bangsawan umumnya memotong kerbau yang jumlahnya mencapai 24 hingga 100 ekor.
Masyarakat Toraja meyakini kerbau sebagai kendaraan yang digunakan arwah untuk menuju nirwana.
Kerbau pun memiliki kedudukan yang tinggi bagi masyarakat Toraja.
Satu di antara kerbau yang digunakan dalam tradisi ini adalah tedong saleko.
Tedong saleko atau kerbau dengan belang terbaik merupakan kerbau dengan harga termahal, dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Harga tedong saleko tergantung dari kondisi kerbau, yaitu belang, tanduk, hingga panjang ekor.
Karena harga yang mahal, Toraja disebut-sebut sebagai daerah asal kerbau termahal di dunia.
Kerbau jenis ini tergolong langka, karena hanya dapat ditemukan di Tana Toraja saja.
Selain itu juga karena sulit untuk mendapatkan kerbau jenis ini.
Dilansir TribunTravel.com dari TribunToraja.com, warna kulit tedong saleko adalah perpaduan warna dasar putih serta belang hitam, dengan tanduk kuning gading, serta bola mata berwarna putih.
Dilansir dari mongabay.co.id, tedong saleko merupakan kerbau endemik Toraja.
Proses pembiakan kerbau jenis ini relatif sulit, karena masa birahi kerbau betina yang sulit diketahui.
Dikutip dari kompas.com, seekor saleko jantan yang dikawinkan dengan seekor saleko betina belum tentu melahirkan anak saleko, bahkan dalam puluhan kali kelahiran pun.
Sebaliknya, saleko bisa muncul dari perkawinan sepasang kerbau biasa.