Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia memang kaya akan keragaman suku dan budaya.
Satu di antaranya adalah suku Asmat.
Suku Asmat adalah suku terbesar dari sekian suku yang mendiami tanah Papua, Irian Jaya, Indonesia.
(Baca juga: PT Freeport - Masjid dan Gereja Ini Dibangun Bersebelahan di Perut Bumi Papua, Begini Wujudnya)
Dilansir dari wikipedia, populasi suku ini terbagi menjadi dua, yaitu yang berada di pesisir pantai dan sebagian lagi berada di bagian pedalaman.
Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik lho guys.
Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu adalah perwujudan mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
(Baca juga: Citilink - Good News! Maskapai Ini Bakal Terbang dari Jakarta ke Papua 3 Kali Seminggu)
Nah, ada satu adat istiadatnya yang cukup unik dari suku ini guys.
Bila kepala suku atau kepala adat meninggal, maka jasadnya akan disimpan dalam bentuk mumi.
Proses pembalseman atau mumifikasi ini dilakukan dengan mengolesi jasad dengan ramuan alami yang kemudian diletakkan di atas perapian.
Tujuannya agar jasad terkena asap dan lama kelamaan menghitam.
Umunya, jasad ini diposisikan duduk guys.
Uniknya lagi, jasad yang telah menghitam akan dikeluarkan ketika ada tamu yang berkunjung ataupun dipajang di depan joglo suku ini lho.
(Baca juga: Pulau Misool Raja Ampat - Rasakan Wisata Exlusive di Surga Tersembunyi, Ini Caranya)
Nah, tapi prosesi ini hanya untuk orang-orang penting atau yang mempunyai kedudukan saja kok guys.
Untuk warga biasa cara pemakamannya dengan cara dikubur.
Prosesi ini juga dibarengi dengan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga yang ditinggalkan diiringi dengan nyanyian dalam bahasa Asmat.
Nah guys ada dua mumi yang dapat kita lihat di Papua.

blogspot.com
Mumi Aikima di Aikima
Mumi tersebut adalah kepala suku bernama Werupak Elosak yang telah berumur 250 tahun.
Saat masih hidup, sang kepala suku dikenal bijaksana dan sangat ramah.
Jasad Werupak Elosak kemudian diawetkan sebagai mumi agar dapat dikenang oleh keturunannya.

panoramio.com
Mumi Jiwika di Jiwika
Nah kalau yang satu ini adalah seorang panglima perang masa lalu bernama Wim Motok Mabel.
Usia mumi panglima perang ini sekitar 278 tahun.
(Baca juga: Traveling Raja Ampat - Biaya Plesir ke Surga di Indonesia Ini Setara dengan Umrah, Benar Nggak ya?)
Semasa hidupnya, ia adalah sosok yang pemberani, pemimpin yang gagah dan disegani.
Traveler yang berminat datang ke Papua, jangan lupa singgah ke desa ini ya guys.