TRIBUNTRAVEL.COM - Saat berjalan-jalan di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, jangan heran jika menemukan uang-uang yang terpajang di tepi jalan.
Uang-uang tersebut merupakan uang yang sudah tidak beredar di pasaran yang kemudian dijual di sekitar Pasar Baru.
Penjual uang kuno di kawasan ini rata-rata sudah berjualan selama puluhan tahun.
Satu di antaranya adalah Herman yang telah berjualan uang kuno selama 20 tahun.
Kepada Kompas.com, Herman mengaku pembelinya mencari uang kuno untuk keperluan mahar.
Ada juga yang mencari untuk mengoleksi uang-uang kuno tersebut.
Berbagai koleksi uang kuno terpajang rapi dengan plastik yang melengkapi uang kertas agar tak mudah kotor.
Sementara untuk uang koin, Herman menyediakan sebuah nampan.
Koleksi uang kuno paling tua yang ia miliki adalah sebuah uang kertas keluaran tahun 1956.
Bernilai dua setengah rupiah, uang kuno tersebut memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan uang saat ini.
Warna uang kertas ini berbeda pada kedua sisinya.
Merah pada satu sisi, sedangkan pada sisi sebaliknya berwarna hijau.
Selain itu, terdapat tulisan dengan menggunakan ejaan Bahasa Indonesia lama, yakni "Tanda Pembajaran Jang Sah" ditulis di salah satu sisi uang.
Selain rupiah, di sekitar kawasan Pasar Baru pun banyak ditemui pedagang-pedagang yang menjual uang-uang kuno terbitan luar negeri. (Kompas.com)