Breaking News:

Fenomena Alam Langka - Bintang Berwarna Merah Terang akan Muncul di Indonesia, Ini Waktunya

Inilah deretan fenomena langit yang akan menghampiri Indonesia di bulan September. Kamu harus ingat tanggal dan jamnya biar nggak ketinggalan.

YouTube
Ilustrasi fenomena langit 

Laporan Wartawan TribuTravel.com, Apriani Alva

TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena langit selalu memiliki daya tarik tersendiri.

Lihatlah ke atas, bagaimana langit saat ini?

Tak ada apa-apa?

Coba lihat lagi.

Kalau kamu masih belum melihat sesuatu yang berbeda dilangit, yuk lihat informasi berikut biar kamu nggak kudet.

Di bulan September ini ada dua peristiwa gerhana loh, seperti dilansir dari infoastronomy.org.

Selain gerhana, fenomena langit juga akan menyajikan konjungsi planet, ekuinoks, dan langit akan dihiasi Bima Sakti ketika memasuki musim penghujan.

Info lebih lanjut, yuk scroll layarmu.

1. Gerhana Matahari Cincin

2 dari 4 halaman

Di awal bulan September ini ada Gerhana Matahari Cincin, yang sayangnya Indonesia tak memiliki kesempatan bebas untuk melihat perubahan matahari ini.

Tempat yang bagus untuk melihat fenomena ini adalah wilayah Ring of Fire yaitu beberapa negara di benua Afrika.

Baca Juga: Fenomena Alam - Siapkan Dirimu! Gerhana Matahari Cincin Akan Kelihatan di Jogja Pada Pukul Ini

2. Gerhana Bulan Penumbra

Apa sih Penumbra itu?

Umbra merupakan pergerakan orbit bulan ketika melewati bayangan pusat Bumi.

Pada peristiwa gerhana Bulan total permukaan Bulan akan nampak berwana merah darah.

Inilah yang membuat Gerhana Bulan Penumbra berbeda dengan Gerhana Bulan Total.

Pada Gerhana Bulan Penumbra, penampakan Bulan sepertinya tak terlalu terlihat perubahannya.

Pergerakan orbit bulan ketika melewati bayangan pusat Bumi inilah yang disebut umbra.

3 dari 4 halaman

Umbra ini terjadi selama gerhana Bulan total.

Sementara Gerhana Bulan Penumbra, Bulan hanya masuk pada bayangan luar Bumi.

Fenomena Gerhana Bulan Penumbra inilah yang akan terjadi pada 17 September 2016, sekitar dini hari.

Sayangnya, fenomena ini cukup sulit untuk dilihat.

Hal ini karena bayangan penumbra Bumi tidak akan membuat permukaan Bulan menjadi gelap.

Beberapa lokasi untuk menikmati fenomena lam ini di antaranya Eropa, Afrika, Asia, Australia dan Pasifik Barat.

3. Konjungsi Bintang Aldebaran dengan Bulan

Aldebaran merupakan bintang paling terang di rasi bintang Taurus.

Pada dinihari tanggal 22 September 2016, Aldebaran akan berada 0,2° terpisah dari Bulan.

Fenomena ini akan menyajikan pemandangan Bulan yang ditemani bintang merah terang di langit.

4 dari 4 halaman

Catat tanggalnya yah!

Konjungsi Bintang Aldebaran ini akan terjadi pada 21 September 2016 sekitar pukul 05:13 WIB.

So, jangan lupa lingkari kelendermu dan persiapkan alat bidikan yang mempu mengabadikan bergam momen alam ini.

Bulan Purnama Picu Gempa Bumi

Beberapa orang terutama para ahli terus mencoba memecahkan teka-teki tentang hubungan fase bulan dan gempa bumi.

Dilansir dari Kompas.com, setelah melakukan penelitian jawaban sudah ditemukan.

Satoshi Ide, pakar seismologi dari University of Tokyo, memaparkan temuannya di jurnal Nature Geoscience pada Senin (12/9/2016).

Dia menulis bahwa fase bulan memang jadi satu di antara beberapa faktor yang memicu gempa.

Menurut Ide, gempa besar cenderung terjadi saat purnama atau bulan mati.

Pada saat itu tekanan pasang mencapai titik tertinggi.

Contoh gempa besar yang dipengaruhi oleh fase bulan antara lain gempa yang terjadi di Chile tahun 2010 dan Jepang pada 2011.

Ide menginvestigasi tiga rekaman gempa yang terjadi di Jepang, California, dan berbagai belahan dunia lainnya demi mendapatkan kepastian.

Dia menganalisis tekanan pasang 15 hari menjelang dan sesudah gempa besar.

Hasilnya, gempa di Chile dan Tohoku, Jepang, terjadi saat tekanan pasang mencapai titik tertinggi.

Menganalisis lebih dari 10.000 gempa, Ide menemukan bahwa gempa yang terjadi saat tekanan pasang maksimum punya peluang lebih besar mencapai magnitudo M 8.

"Riset ini adalah cara inovatif untuk menjawab isu yang telah menjadi perdebatan sekian lama," kata Honn Kao, pakar seismologi di Geological Survey of Canada.

"Temuan ini memberikan petunjuk tentang hubungan antara tekanan pasang dan terjadinya gempa besar," imbuhnya seperti dikutip Nature, Senin.

Riset ini tak menyimpulkan bahwa setiap bulan purnama atau mati akan terjadi gempa.

Tak setiap gempa besar terjadi pada saat purnama atau bulan mati.

Kesimpulan riset adalah bahwa tekanan pasang yang terjadi saat bulan purnama atau mati berpotensi memicu transfer tekanan lempeng sehingga memicu gempa besar.

John Vidale, seismolog University of Washington yang selama ini kerap meluruskan klaim kaitan gempa dan purnama mengatakan, hasil riset ini bisa dipertanggungjawabkan.

Meski dipengaruhi oleh pasang, peluang terjadinya gempa di hari tertentu di kawasan yang rawan gempa rendah dan sulit diprediksi. (Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)


Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
Gerhana Bulan PenumbraAldebaranRing of Fire
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved