Breaking News:

Laporan Dari Taiwan

Padang Rumput Si Sapi Terbang Mirip Lapangan Golf, Kambing Gemuknya Hanya untuk Wisatawan

Bonus sabun dan sampo dari susu sapi menyegarkan tubuh yang cukup lelah setelah terbang delapan jam dari Jakarta ke Taipei

Penulis: Vovo Susatio
Editor: Vovo Susatio
Tribun Travel / Vovo Susatio
Padang rumput tempat penggembalaan ternak di Flying Cow Ranch Resort Taiwan 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Vovo Susatio

TRIBUNTRAVEL.COM -- Nama Flying Cow Ranch Resort alias Resor Peternakan Sapi Terbang bisa jadi terdengar aneh bagi orang yang pertama kali mendengarnya.

Tentu saja travelers tak akan melihat sapi yang asyik beterbangan di atas padang rumput peternakan di daerah Miaoli County, Taiwan ini.

Sapi terbang menjadi pilihan nama bagi peternakan ini merujuk pada hewan yang ada di Flying Cow Ranch.

Gabungan kata kupu-kupu (butterfly) dan sapi (cow) adalah inspirasi nama Flying Cow.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Restoran dan gedung utama Flying Cow Ranch Resort, Miaoli County, Taiwan

Kupu-kupu ? Ya, Flying Cow Ranch Resort bukan hanya rumah menyenangkan bagi sapi-sapi gemuk saja.

Di tempat ini banyak kupu-kupu bebas beterbangan di antara padang rumput dan tanaman yang tumbuh subur di daerah subtropik Taiwan.

Tribun Travel (Tribunnews) dan sembilan jurnalis Indonesia mendapat undangan dari Taiwan Leisure Farm Development Association (TLFDA) berkunjung ke Flying Cow Ranch Resort pada Selasa (6/9/2016) malam hingga Rabu (7/9/2016) pagi.

Tak saja sapi dan kupu-kupu, kami juga melihat-lihat hewan lain yang diternakkan di tempat ini.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Kandang untuk pemerahan susu dan pemberian makan anak sapi di Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Flying Cow Ranch Resort memang dirancang bukan hanya untuk peternakan tapi juga melayani kunjungan wisatawan.

2 dari 4 halaman

"Kami punya padang rumput bagus dan nanti bisa memberi makan bayi sapi," kata Candy, Public Relation Flying Cow Ranch, ketika bersiap mendampingi kami berkeliling peternakan.

Pada saat kami tiba pada Selasa (6/9/2016) malam, kejutan yang kami terima dengan penuh gembira adalah makan malam sedap disajikan panas di atas hotpot.

Sayur-sayuran segar tersaji di piring kami adalah hasil bercocok tanam di Flying Cow Ranch Resort atau pertanian sekitar.

"Kalau sayurnya dari Flying Cow. Seafood-nya juga hasil lokal sini," papar Calem.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Hidangan makan malam berbahan baku sayuran organik di Flying Cow Ranch Resort di Miaoli County, Taiwan, Selasa (6/9/2016) malam.

Calem adalah Sekretaris Taiwan Leisure Farm Development Association yang mendampingi kami bersama rekannya, Chiying, selama berkeliling Taiwan untuk mengikuti Taiwan Muslim Leisure Farm Tour, 6-10 September 2016.

Menurut Calem, seluruh pertanian yang masuk dalam daftar Leisure Farm di Taiwan menggunakan bahan penganan organik untuk makanan yang disajikan bagi para tamu.

"Kalau pertanian ini tak punya bahan makanan tertentu, sebisa mungkin membelinya dari pertanian terdekat," kata pemuda 28 tahun berkacamata yang fasih berbahasa Melayu Malaysia, Taiwan dan bahasa Inggris itu.

Berbagai leisure farm yang kami kunjungi dalam Taiwan Muslim Friendly Leisure Farms, menyediakan penganan khusus untuk wisatawan muslim.

Sebagian besar malah sudah mengantungi sertifikat halal dari Taiwan/Chinese Muslim Association yang melakukan pemeriksaan ketat terhadap urusan label halal.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Kamar penginapan di Flying Cow Ranch Resort, Miaoli County, Taiwan, tempat 10 jurnalis Indonesia yang mengikuti aiwan Muslim Leisure Farm Tour atas undangan Taiwan Leisure Farm Development Association

Malam itu kami pun beristirahat di cottage Flying Cow Ranch yang nyaman, sangat bersih dan tertata modern.

3 dari 4 halaman

Saluran komunikasi nirkabel di cottage ini berlangsung lancar berkat layanan wifi yang bebas diakses tanpa password.

Bonus sabun dan sampo dari susu sapi buatan Flying Cow Ranch di kamar mandi cottage menyegarkan tubuh yang cukup lelah setelah terbang delapan jam dari Jakarta ke Taipei.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Pagar kayu membatasi area penggembalaan ternak di padang rumput Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Flying Cow Ranch memiliki produk-produk olahan dari susu sapi; mulai sabun, sampo hingga body lotion.

Sarapan pagi lezat keesokan harinya semakin menambah nilai plus peternakan yang bergaya ranch Amerika ini.

Sayur hasil kebun Flying Cow, sea food dan terutama susu segar hasil perahan sapi Flying Cow Ranch menjadi pembuka hari yang menyenangkan.

Sesudah sarapan, Candy, Calem serta Chiying mengajak kami berkeliling Flying Cow Ranch.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Patung sapi di bawah pohon rindang, Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Peternakan yang didirikan pada tahun 1975 ini termasuk tertua di Taiwan dalam hal pengembangan agro wisata.

Menurut Candy, luas peternakan sekitar 120 hektar, sekitar 60 hektar diantaranya dibuka bagi wisatawan yang berkunjung ke Flying Cow Ranch.

Sisa lahan menjadi private area, tempat bagi peternakan dan perkebunan milik Flying Cow Ranch.

Restoran, tempat makan outdoor, toko suvenir, cottage, berbagai bangunan pendukung hingga pagar-pagar pembatas lahan dibangun menggunakan bahan utama kayu.

4 dari 4 halaman

Padang rumput hijau membentang di jejalur perjalanan wisatawan ketika berkeliling peternakan.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Pagar kayu membatasi area penggembalaan sapi di padang rumput Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Kebersihan Flying Cow Ranch yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan bus dari Bandara Internasional Taoyuan Taiwan patut diacungi jempol.

Nyaris tidak ada sampah di semua sudut, termasuk di sepanjang jalur treking.

Hanya daun-daun gugur di penghujung musim panas berserakan di dekat pohonnya.

Itupun dengan cepat dibersihkan oleh petugas khusus yang berkeliling peternakan dalam jadwal tetap.

Sapi dan seekor kuda yang kami temui tak jauh dari restoran berlarian santai di atas padang rumput hijau yang mulusnya mirip kerapian lapangan golf.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Bunga dengan latar belakang traktor tua yang sudah dijadikan pajangan di depan Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Candy mengajak kami melihat sapi, kambing, domba, ayam, angsa, bebek dan kelinci yang menjadi koleksi peternakan.

Sebuah kandang khusus, tempat pemberian pakan dan pemerahan susu, dibuka di luar jadwal, khusus bagi para jurnalis Indonesia.

Kami pun mendapat kesempatan memberi susu bagi anak sapi yang lahap meminum seluruh isi botol besar dalam waktu kurang dari semenit.

Kambing serta domba yang berada di balik kandang kayu nampak sehat, terpelihara dan berbadan gemuk.

Kami mendapat penjelasan hewan-hewan ternak itu tidak untuk dipotong dan diambil dagingnya.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Jurnalis Indonesia yang mengikuti Taiwan Muslim Leisure Farm Tour atas undangan Taiwan Leisure Farm Development Association memberi makan anak sapi di Flying Cow Ranch Resort, Rabu (7/9/2016)

Kesemuanya adalah bagian dari wisata peternakan untuk menambah pengetahuan bagi wisatawan.

"Di sini warga Taiwan dan wisatawan dapat membayangkan bagaimana kerja sebuah peternakan," kata Calem.

Udara sejuk Taiwan membelai tubuh ketika berjalan kembali ke arah gedung utama Flying Cow Ranch.

Padang rumput, hutan hijau di sekeling, riuh ribut suara celoteh burung, bau tanah basah, lingkungan bersih bebas sampah mengiringi langkah kaki.


Tribun Travel / Vovo Susatio
Patung sapi di bawah pohon rindang, Flying Cow Ranch Resort Taiwan

Candy dan teman-temannya melambaikan tangan ketika bus kami berlalu meninggalkan Flying Cow Ranch.

Patung sapi berukuran besar di bawah pohon depan restoran perlahan menghilang dari pandangan. (*)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
Flying Cow Ranch ResortMiaoliTaiwanTaiwan Leisure Farm Development AssociationTaiwan Muslim Leisure Farm Tour Jimmy Lin Hsuan-yen Tsai Tsai Ing-wen
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved