Breaking News:

Suku Sasak Lombok - Meriahnya Pernikahan Adat Ini, Kedua Mempelai Diarak Keliling Desa

Mendiami Pulau Lombok, Suku Sasak ternyata menympan banyak tradisi unik dalam ritual adat. Satu di antaranya adalah adat yang satu ini.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Kain tenun menjadi bagian penting dalam prosesi pernikahan suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Foto diambil 11 Oktober 2014. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina

TRIBUNTRAVEL.COM - Mendiami Pulau Lombok, Suku Sasak ternyata menympan banyak tradisi unik dalam ritual adat.

Keunikan inilah yang mengundang perhatian wisatawan untuk dapat menyaksikan secara langsung sederet upacara adat khas Suku Sasak.

Berbagai ritual adat di Lombok di antaranya bau nyale, pujawali, perang topat, nyongkolan, dan sebagainya.

Namun yang paling menarik perhatian adalah tradisi nyongkolan.

Nyongkolan adalah tradisi adat dalam prosesi pernikahan Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dalam tradisi ini kedua mempelai diarak dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita bersama kerabat dan terune dedare (pemuda-pemudi Suku Sasak).

Dalam arak-arakan, kedua mempelai dan pengiring harus mengenakan pakaian adat Suku Sasak.

Untuk pengiring wanita menggunakan baju lambung, kain songket, sanggul, anting, dan asesoris lain.

Sementara pengiring pria memakai tegodek nongkeq (jas berwarna hitam), kereng selewoq poto (tenun panjang khas Lombok), dan capuk (ikat kepala khas Lombok).

2 dari 2 halaman

Beberapa dari pengiring biasanya membawa hantaran, di antaranya hasil kebun, sayur mayur, ataupun jenis buah-buahan.

Hantaran tersebut nantinya akan dibagikan pada penonton, kerabat, dan tetangga mempelai perempuan.

Arak-arakan ini diiringi dengan aneka tabuhan alat musik tradisional khas suku Sasak, di antaranya gendang beleq atau sejenis musik rebana sambil menari dan menyanyikan lagu daerah Lombok.

Tujuan prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai ke masyarakat, kerabat, ataupun tetangga mempelai perempuan.

Hal ini dikarenakan biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.

Sampai saat ini, tradisi nyongkolan masih terus dilaksanakan oleh masyarakat Suku Sasak.

Menurut kepercayaan, jika tradisi ini tidak dilaksanakan setelah kedua mempelai resmi menikah, maka rumah tangga tersebut biasanya tidak akan bertahan lama.

Jika sedang mengunjungi Pulau Lombok saat akhir pekan, bisa saja menemukan nyongkolan sedang berlangsung.

Karena saat diadakan nyongkolan, jalanan akan menjadi ramai dan macet.

Tentu saja situasi ini menarik untuk diabadikan dalam kamera.

Selanjutnya
Tags:
LombokSuku SasakTribunTravel.com Kelaq Sebie Sate Tanjung Kepulauan Gili Gili Meno Sate Pusut
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved