TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tak pernah melihat sosok pria tua beruban saat makan di gerai cepat saji, KFC?
Pria tersebut adalah tokoh di balik hadirnya KFC, Kolonel Harland Sanders.
Seperti banyak cerita kesuksesan yang sering kita dengar.
Sebelum mendapatkan resep ayam goreng ini, Sanders ternyata sering jatuh bangun berulang kali lho.
Sanders lahir tahun 9 September 1890.
Genap 6 tahun, ayahnya meninggal dunia dan membuat Harland Sanders harus mengurus dua adiknya.
Sanders pun harus bisa memasak agar mereka tetap bisa makan.
Kelihaiannya mengolah makanan, membuatnya jadi koki handal pada usia 7 tahun.
Demi mencukupi kebutuhan keluarga, saat usia 10 tahun Harland Sanders harus bekerja di sawah dengan upah 10 dolar setiap bulan atau setara dengan Rp 131 ribu.
Ia juga sempat bekerja sebagai kuli dan tukang parkir.
Sayangnya, ketika menjadi kuli ia hanya mendapatkan bayaran sekitar 16 sen atau setara dengan Rp 6 ribu.
Pada tahun 1906, Sanders kemudian masuk menjadi tentara dan dikirim ke Kuba.
Sanders pun akhirnya pensiun dari angkatan darat.
Hidup dengan uang pensiunan tidak cukup dan membuatnya bergabung bersama tim pemadam kebakaran kereta api.
Pada tahun 1929 Sanders mencoba peruntungan lain dengan membuka stand servis mobil di Corbin, Kentucky.
Suatu ketika, seorang memberikan kabar pada Sanders kalau di kota yang orang tadi tempati tak ada gerai makanan.
Seketika, ia mendapatkan ide untuk membuka warung makan.
Tak ada yang menyangka, obrolan singkat tadi dapat merubah hidup dan nasib Sanders.
Rumah makan yang ia hadirkan, memberikan sebuah gebrakan dalam menyajikan menu makan tercepat.
Rumah makan ini dimulai dengan sebuah ruang kecil, yang merupakan gudang belakang pelayanan mobilnya.
Di sanalah, Harland Sanders menjajakan ayam goreng dan sayur segar.
Lama-kelamaan rumah makan tersebut terkenal dan menjamur di telinga masyarakat.
Puncaknya pada tahun 1939, Sanders menemukan ide baru untuk resep ayam goreng buatannya.
Ternyata cara tersebut begitu luar biasa, karena tanpa menghilangkan rasa dan bau dan tanpa minyak.
Setiap tahunnya, Sanders berusaha melakukan inovasi baru untuk ayam goreng hingga akhirnya menemukan resep spesial.
Resep tersebut terdiri dari rempah-rempah dan bumbu-bumbu yang dikenal dengan "sebelas bumbu rahasia KFC."
Perjuangannya tak berakhir hanya di situ, karena perubahan tata letak kota, rumah makan Sanders akhirnya tak strategis lagi.
Hal tersebut membuat pengunjung menjadi berkurang.
Dia pun, terpaksa menjual rumahnya dengan lelangan terbuka dengan harga 75 dolar atau setara dengan Rp 984 ribu.
Hasil penjualan rumah tersebut ternyata tak menutupi hutang-hutangnya.
Lagi-lagi dia mencoba peruntungan menjual resep ayam gorengnya keberbagai restoran.
Dengan kondisi tua dan sudah sakit-sakitan, Harland Sanders masih semangat terjun ke pasar untuk promo ide penjualan ayam KFC-nya.
Setelah 2 tahun berkeliling, Harland Sanders hanya dapat memuaskan lima rumah makan saja.
Resep yang ia tawarkan lebih banyak di tolak dan ditertawakan oleh sebagaian restoren.
Tak kenal menyerah, pada usia 70 tahun, jumlah rumah makan yang menjadi bagian dari franchise KFC-nya mencapai dua ratus tempat, di USA dan Kanada.
Pada tahun 1963, jumlah rumah makan yang berada di bawah franchise KFC-nya mencapai enam ratus tempat.
Karena tak bisa memikulnya sendiri, Sanders pun menjual bisnis tersebut kepada Jhon Brown Junior dan seorang milianer Jack Mass seharga satu juta dolar.
Selain itu, darinya Sanders juga mendapat gaji setiap bulan seumur hidup sebesar 75 ribu Dollar atau sekitar Rp 750 juta Rupiah.
Kolonel Sanders memang harus menempuh jalan yang panjang sebelum akhirnya sukses di usia senja, tapi tak ada kata terlambat untuk selalu mencoba.