Breaking News:

Tumpeng Sewu Banyuwangi - Demi Tradisi, Wanita Ini Potong 8 Ayam Kampung, Simak Penjelasannya

Masyarakat Suku Osing, Banyuwangi memiliki tradisi unik, tiap awal Bulan Haji atau Zulhijah. Di antaranya memotong ayam untuk tumpeng.

Editor: Sri Juliati
Surya/Haorrahman
Masyarakat Suku Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi menyiapkan tumpeng dengan lauk khas warga Osing, yaitu pecel pithik alias ayam panggang dengan parutan kelapa. 

Laporan Wartawan Surya, Haorrahman

TRIBUNTRAVEL.COM - Masyarakat Suku Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi memiliki tradisi unik, tiap awal Bulan Haji atau Zulhijah.

Mulai dari menjemur kasur pengantin, hingga memotong ayam untuk tumpeng yang dimakan bersama-sama satu kampung.

Tradisi ini dikenal dengan Tumpeng Sewu.

Tahun ini, Tumpeng Sewu jatuh pada Minggu (4/9/2016).

Di hari itu, masyarakat Kemiren melakukan tradisi mepe kasur (jemur kasur) warna merah dan hitam di depan rumah.

Setelah memasukkan kasur ke dalam rumah masing-masing, warga Osing pun melanjutkan tradisi bersih desa ini dengan arak-arakan barong.

Barong diarak dari ujung desa menuju ke batas akhir desa yang ada di atas.

Setelah arak-arakan Barong, masyarakat Osing malanjutkan berziarah ke Makam Buyut Cili yang diyakini masyarakat sebagai penjaga desa.

Sebagai puncaknya, ketika warga bersama-sama menggelar selamatan Tumpeng Sewu pada malam hari.


Surya/Haorrahman
2 dari 3 halaman

Semua warga mengeluarkan tumpeng dengan lauk khas warga Osing, yaitu pecel pithik alias ayam panggang dengan parutan kelapa.

Kekhasan acara ini juga ditambah akan dinyalakan obor di setiap depan pagar rumah warga.

Sebelum Tumpeng Sewu, para perempuan sudah sibuk sejak pagi di dapurnya.

Mereka membakar ayam kampung untuk pecel pithik.

Seperti yang dilakukan Saonah, sejak pagi dia telah sibuk dengan ayam-ayam kampungnya.

"Ayam-ayam ini telah saya beli dan rawat sejak enam bulan lalu. Ini memang saya khususkan untuk tumpeng sewu," kata Saonah.

Menurut Saonah, kalau membeli ayam kampung dewasa mahal harganya.

Satu ekor bisa mencapai Rp 50 ribu.

Apabila membeli ayam saat masih kecil dan dirawat, biaya sangat hemat.

Tahun ini, Saonah memotong delapan ayam kampung.


Surya/Haorrahman
3 dari 3 halaman

Tujuh ayam untuk dibuat tumpeng, dan satu ayam untuk kuah asin.

"Sebenarnya satu rumah hanya diwajibkan satu tumpeng. Kebetulan saja, hari ini banyak teman-teman anak saya datang ke rumah," kata Saonah.

Ayam yang dibakar pun dengan cara yang unik.

Setelah dibersihkan bulunya, ayam didekatkan pada kompor kayu bakar agar lemak dan darahnya mengering, baru dibakar.

-------

Untuk mendapatkan informasi terbaru, jangan lupa

Like Fanpage TribunTravel

Follow Twitter @tribuntravel

Follow Instagram tribuntravel

Selanjutnya
Sumber: Surya
Tags:
Tumpeng SuweBanyuwangiDesa KemirenSuku Osing Persewangi Banyuwangi Banyuwangi Park Kupat Lodoh Sego Cawuk Suku Osing
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved