TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu generasi tahun berapa guys?
Jika kamu generasi tahun 90-an pasti kalian inget banget sama pecahan Rp 500 kertas yang ada gambar monyetnya.
Dan mungkin tak sedikit dari kita yang membuat pecahan tersebut untuk bahan ejek-ejekan ke teman-temanmu, iya kan?
Kira-kira begini candaan yang dulu sering dipraktikkan:
"Tok tok tok, Bu, si Anis ada?| Iya, ada tuh di belakang lagi panjat pohon (trus yang ditanya membalikkan uang kertas Rp 500, dan muncullah gambar orangutannya)."
Jika kalian masih ingat, berarti masa kecilmu terselamatkan guys.
Ya, uang kertas Rp 500 ini memang begitu fenomenal pada saat itu.
Jika diingat-ingat pecahan uang kertas ini bagi anak-anak sekolah jaman dahulu sudah bisa untuk membeli biskuit plus dengan minum atau permen.
Berdasarkan banyak sumber, uang pecahan tersebut beredar di tahun 1977, 1982 dan 1992, namun lebih familiar di kalangan anak 90-an.
Nah taukah kita guys, uang kertas dengan nominal Rp 500 ini ternyata saat ini mempunyai nilai jual yang tinggi lho.
Sebab, saat ini uang tersebut sudah tidak beredar lagi di Indonesia.
Harga jualnya mencapai 10 kali lipat dibandingkan nominal aslinya.
Pembeli biasanya kolektor uang langka, atau yang sengaja untuk dibuat mas kawin pada saat pernikahan.
Untuk uang Rp 500 ini bisa dibeli dengan harga yang beragam, mulai dari Rp 6 ribu hingga Rp 20 ribu.
Nah guys, jika kamu punya pecaha kertas Rp 500 bergambar oranghutan akan kamu apakan?
Apakah akan kamu jual biar bisa jadi berkali-kali lipat atau mau kamu simpan buat cerita ke anak cucumu nanti?
Berikan komentarmu ya guys.
8 Surga Wisata Indonesia Ada di Dompetmu, dari Danau Toba hingga Bratan
Desain pada mata uang tiap-tiap negara biasanya mencerminkan apa yang ada pada negara tersebut.
Sebagai negara kepulauan, tentu saja Indonesia memiliki berbagai destinasi wisata yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Hal ini juga yang membuat pegawai Perum Peruri Indonesia mendesain gambar uang kertas dengan gambar destinasi wisata yang ada di Indonesia.
TribunTravel.com telah merangkum delapan uang kertas Indonesia berdesain destinasi wisata.
1. Rp 100 - Anak Gunung Krakatau

mamumam.blogspot.com/simomot.com
Dicetak pertama kali pada 1992, uang kertas Rp 100 ini bergambar perahu pinisi dan anak Gunung Krakatau.
Terletak di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, anak Gunung Krakatau merupakan gunung vulkanik yang masih aktif sampai saat ini.
2. Rp 1000 - Pulau Maitara dan Pulau Tidore
Uang kertas senilai Rp 1000 pertama kali diedarkan pada tahun 2000 dan masih bertahan sampai sekarang.
Gambar depan uang kertas ini adalah Kapten Pattimura, sedangkan gambar belakang Pulau Maitara dan Tidore.
Berlokasi di Maluku Utara, Pulau Maitara merupakan sebuah pulau kecil yang berada di antara Pulau Ternate dan Tidore.
3. Rp 1000 - Danau Toba

moneykoin.blogspot.com/maritim.go.id
Pertama kali dicetak pada 1992, lanskap Danau Toba menempati dua per tiga bagian uang Rp 1000.
Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia yang terletak di Sumatera Utara.
Di tengah-tengah danau ini terdapat sebuah pulau kecil bernama Pulau Samosir.
4. Rp 5 Ribu - Pandai Sikek

sumbar.co/ragamnya.blogspot.com
Pertama kali diedarkan pada 2001, uang kertas pecahan Rp 5 ribu bergambar Tuanku Imam Bonjol dan perajin tenun di Pandai Sikek.
Pandai Sikek merupakan pusat kerajinan songket di Bukittinggi, Sumatera Barat.
5. Rp 5 Ribu - Danau Kelimutu

kumpulancerita.net/bandip.com
Uang kertas senilai Rp 5 ribu ini pertama kali diterbitkan pada 1992.
Desain depan uang ini adalah alat musik Sasando.
Sementara pada desain belakang adalah Danau Kelimutu yang ada di Flores, Nusa Tenggara Timur.
6. Rp 10 Ribu - Candi Borobudur

moneykoin.blogspot.co.id/wikipedia.org
Dicetak pertama kali tahun 1992, uang kertas Rp 10 ribu bergambar Sultan Hamengkubuwono IX.
Sementara pada sisi sebaliknya terdapat gambar Candi Borobudur.
Merupakan candi Buddha terbesar di dunia, Candi Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
7. Rp 10 Ribu - Danau Segara Anak

kumpulancerita.net/bandip.com
Uang kertas ini pertama kali diterbitkan pada 1998.
Pada satu sisi terdapat gambar Cut Nyak Dhien, sementara pada sisi sebaliknya terdapat gambar Danau Segara Anak.
Danau Segara Anak terletak di Desa Sembalun Lawang, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Danau ini merupakan danau kawah Gunung Rinjani dengan ketinggian mencapai 2000 mdpl.
8. Rp 50 Ribu - Danau Bratan

infoyunik.com
Uang kertas pecahan Rp 50 ribu pertama kali dicetak pada 2005.
Selain gambar I Gusti Ngurah Rai, pada uang pecahan ini juga terdapat gambar Danau Bratan dan Pura Ulun.
Lokasi danau berada di Kabupaten Tabanan, Bali.
Traveler, sebelum nikmati Indonesia secara langsung, nikmati lewat uang kertas dulu yuk.
Rahasia! Ini Lho Bahan Baku Lembaran Rupiah yang Biasa Kita Pegang
Di Indonesia, terbiasa menyebut uang yang kita gunakan sebagai uang kertas.
Sehingga masyarakat beranggapan bahwa uang tersebut dibuatnya dari bahan kertas.
Pada kenyataannya, uang yang kita pakai bertransaksi ini bukan dibuat dari kertas lho.
Sehingga ketika uang ini digunakan terus menerus, terlipat, hingga terkena air pun tidak akan robek.
Rahasianya ada di material pembuatannya.
Uang logam memang punya masa pemakaian lebih lama dari uang kertas.
Sehingga uang jenis kertas ini harus diperhatikan pembuatannya, agar tetap awet untuk digunakan masyarakat.
Uang kertas harus tahan air dan tidak mudah robek.
Walaupun kita menyebutnya uang kertas, ternyata dibuatnya bukan dari kertas, lho.
Lembaran uang rupiah 100 persen dibuat dari kapas.
Kapas inilah yang membuat uang punya elastisitas tinggi.
Begitu pula saat proses pembuatannya.
Dilansir dari TribunSolo.com, menurut Pratomo (2000), uang kertas rupiah harus memiliki kondisi fisik seperti ini:
1. Tensile strength (indeks tarik) bagus
2. Tearing strength (ketahanan sobek) tinggi
3. Folding endurance (ketahanan lipat) tinggi
4. Tahan lama (durable)
5. Tidak mudah luntur
6. Perlu zat kimia tertentu untuk menghindari pemalsuan
Jika syarat-syarat di atas terpenuhi, maka uang kertas sebuah negara dikatakan sudah baik.
Lalu dari mana Indonesia mendapatkan kapas untuk membuat uang kertas?
Dari berbagai literasi, Indonesia ternyata mengimpor kapas dari negara lain di antaranya Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda.
Tak hanya kapas, Indonesia juga mengimpor tanda air dan benang pengamannya demi kualitas mata uang kertas yang mumpuni.
Sedangkan untuk uang pecahan, ada yang dibuat dari plastik.
Sampai saat ini, komposisi serta spesifikasi pembuatan uang harus dirahasiakan.
Tidak bisa dipublikasikan begitu saja.
Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) hanya menyediakan tinta dan desain uang yang bakal dicetak saja.
Jadi, kalau ditanya lembaran rupiah dibuat dari apa, jawabannya adalah kapas.






