Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sinta Agustina
TRIBUNTRAVEL.COM - Makan bajamba adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dalam berbagai upacara adat.
Makan bajamba dilakukan bersama-sama dengan duduk berkelompok membentuk lingkaran.
Umumnya dalam sebuah kelompok terdapat tiga hingga tujuh orang yang duduk melingkar.
Di tengah-tengahnya terdapat sebuah dulang yang berisi nasi dan lauk pauk.
Tradisi ini diyakini masuk pada abad ke-7 yang berasal dari daerah Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Minang, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, adab dalam makan bajamba didasarkan pada hadits.
Ada berbagai cara makan bajamba, tergantung masing-masing daerah.
Satu hal yang membedakan cara makan daerah yang satu dengan daerah yang lain adalah jenis makanan yang disajikan.
Tradisi ini diawali pembukaan oleh pemuka adat, pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an, kemudian dilanjutkan dengan berbalas pantun khas Sumatera Barat.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengikuti tradisi makan bajamba.
Satu di antaranya adalah saat memasukkan nasi ke dalam mulut dengan cara dilempar dari jarak yang dekat.
Selain itu, posisi duduk pun harus mengikuti aturan tradisi.
Bagi laki-laki duduk dengan basilo (bersilo), sementara perempuan duduk dengan cara bersimpuh (basimpuh).