TRIBUNTRAVEL.COM - Siang-siang menyantap seporsi daging kambing yang diolah bersama kol dan cabai rawit, slurrp, siapa tolak?
Apalagi disantap disuap bersama nasi pulen nan hangat.
Paduan cita rasa gurih manis dengan renyah sayuran meninggalkan jejak enak di lidah dan menyempurnakan siangmu, hari ini.
Nah, dalam acara Pelestarian Warisan Kuliner Nusantara dengan Sajian Tongseng di Iduladha, Kecap Bango memboyong tiga tongseng legendaris ke Restoran Oasis di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Inilah tiga tongseng legendaris dengan cita rasa istimewa seperti dilansir TribunTravel.com dari Kompas.com.
1. Tongseng Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan, Jakarta
Rumah makan yang dibangun tahun 1994 oleh Sukatni merupakan satu pondok sate dan tongseng paling legendaris di Jakarta.
Rasa tongsengnya klasik, dengan perpaduan bumbu yang sempurna sehingga menimbulkan rasa yang pas, tak ada yang kekurangan atau kelebihan.
Daging tongseng berpotongan besar, meski begitu tetap empuk dan memiliki tekstur yang mudah dikunyah.
Menurut Sukatni, rahasia tongsengnya adalah penggunaan nanas yang dilumatkan saat menumis daging, sehingga daging lebih empuk.
Tongseng Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan terletak di Jalan Pejompongan Raya nomor 2B, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
2. Tongseng Kicik Pak Jede

Kompas.com/Silvita Agmasari
Tongseng Kicik Pak Jede dijual di Warung Sate Klatak Pak Jede di Jalan Nologaten nomor 46, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Warung ini sudah ada sejak tahun 1960-an dan kini dikelola oleh generasi ketiga.
Tongseng kicik, satu menu andalan di Warung Sate Klatak Pak Jede memiliki keunikan dibanding tongseng lainnya.
Kuahnya sedikit, hampir kering dengan bumbu yang menyerap ke dalam daging.
Tak pelak daging memiliki rasa bumbu yang kuat.
Keistimewaan lainnya adalah cita rasa manis dari kecap manis mendominasi tongseng kicik.
Sangat cocok bagi kamu para pecinta makanan manis.
3. Tongseng Petir Pak Nano

Kompas.com/Silvita Agmasari
Warung Sate Pak Nano yang terletak di Jalan Ring Road Selatan 90, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul menjual makanan dengan berbagai tingkat kepedasan.
Pak Nano mewakili tingkat penggunaan cabai pada masakannya dengan tingkatan sekolah yang dimulai dari tingkat PAUD (tak memakai cabai), sampai Profesor (menggunakan cabai lebih dari 50 buah).
Tak heran tongseng buatan Pak Nano cenderung pedas dan cocok bagi pecinta makanan pedas.
Uniknya dibanding dua tongseng di atas, tekstur daging kambing Tongseng Pak Nano lebih halus, karena dipotong lebih tipis.
Tekstur justru didapat dari perpaduan kol, tomat, dan cabai rawit yang melimpah ruah.
Ketiga tongseng di atas memiliki keunikan rasa yang berbeda.
Namun dapat disimpulkan, ketiganya adalah tongseng yang nikmat dan sangat sayang untuk tak dicoba jika berkunjung ke Jakarta atau Yogyakarta.