Laporan Wartawan TribunTravel.com, Arif Setyabudi
TRIBUNTRAVEL.COM - Saat ini belum banyak yang memperhatikan permasalahan para difabel.
Namun, hal itu tidak terjadi di Kota Jogja.
Dilansir dari Tribunnews.com, layanan ojek khusus difabel dirintis di kota tersebut.
Transportasi umum yang ada sekarang memang tidak ramah bagi para difabel.
Itu dijelaskan oleh Muryati seorang difabel yang mengunakan kursi roda sejak kecil.
"Susah cari angkot, susah banget," kata Muryati yang berprofesi sebagai penjahit ini.
Ojek dipilih karena lebih praktis dan tergolong tidak mahal.
Apalagi, mereka yang pendapatannya pas-pasan.
"Pernah saya habis satu juta untuk satu bulan. Tekor, penghasilan saya cuma Rp500 ribu," kata Pardiono, seorang tunanetra dan berprofesi sebagai tukang pijat.
Nah, dari kebutuhan ini seorang pengusaha bernama Triyono meintis layanan ojek untuk para difabel.
Triyono sendiri juga bukan orang normal.
Sejak kecil, ia terserang polio sehingga harus berjalan dengan tongkat.
Dia juga merasakan pahitnya menggunakan transportasi umum oleh para difabel.
"Hanya segelintir (bus,red) yang mau (berhenti, red). Belum lagi ketika kita turun, belum sempat kaki menginjak, sudah jalan. Berapa puluh yang jatuh? Saya juga pernah juga jatuh. Dari mana segi nyamannya untuk kita?" kata Triyono.
Usaha layanan ojek Triyono sudah mulai dirintis dari Desember tahun lalu.
Kini, telah ada 15 motor yang dimiliki Triyono.
Tentu saja motor untuk mengangkut para difabel dimodifikasi guys.
Disamping motor diberi tambahan bangku.
Namun yang paling unik, ternyata para pengemudi atau tukang ojeknya adalah orang-orang difabel juga.
Meski menyandang keterbatasan, mereka tetap lihai mengemudikan kendaraan bermotor.
Para tukang ojek difabel ini juga mempunyai SIM.
Sepeda motor para tukang ojek difabel juga unik.
Setiap sepeda motor disesuaikan dengan kebutuhan tukang ojek difabel.
Misalnya, ada yang tangan kanannya cacat maka gasnya harus dipindah ke kiri.
Triyono mengklaim usaha ojeknya adalah satu-satunya yang melibatkan para difabel.
"Kita unik, semua melibatkan difabel. Kita satu-satunya (ojek) di dunia yang betul-betul mengakomodasi para difabel," tuturnya.
Menurut pria yang kerap di sapa Tri ini, ojek ini bukan hanya mencari untung belaka tapi menyadarkan masyarkat akan kebutuhan para difabel
Sebanyak 90 persen pendapatan tukang ojek diserahkan ke pengendara dan sisanya untuk operasional.
Selain mengantar para difabel, ojek ini juga bisa untuk mengantar orang-orang biasa dan turis berkeliling Jogja.
Jadi, kamu juga bisa lho naik ojek ini untuk keliling Jogja.
Belum pernah kan naik ojek, yang supirnya orang-orang difabel.