TRIBUNTRAVEL.COM -- Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) memiliki gugusan hutan dan lautan yang masih terlindungi dengan baik.
Traveler yang berkunjung ke taman nasional ini bisa menikmati udara segar, berenang di air laut yang bening, berjalan-jalan di tengah alam yang indah lengkap dengan beragam fauna unik.
Jika cukup beruntung, pengunjung bahkan bisa berjumpa hewan langka, badak Jawa, yang menjadi ikon Taman Nasional Ujung Kulon.
Hewan bercula satu ini sudah hampir punah, jumlahnya diperkirakan tinggal sekitar 50-60 ekor di alam bebas.
Satwa lain yang bisa ditemukan adalah banteng, burung merak, rusa, biawak, ular serta beberapa satwa liar lain.
Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat Pulau Jawa, merupakan taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia.

KOMPAS/INGKI RINALDI
Pengunjung ditemani pemandu memasuki kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (1/5/2015). Sejumlah jalur trekking di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon telah dikenal banyak pengunjung dalam maupun luar negeri.
Taman nasional ini memiliki luas sekitar 1206 Km persegi, sekitar 443 km diantaranya adalah lautan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
Pada tahun 1991, Taman Nasional Ujung Kulon masuk dalam warisan budaya dunia dalam catatan UNESCO.
Untuk bisa sampai ke Taman Nasional Ujung Kulon pengunjung dari Jakarta bisa melewati jalan darat.
Waktu tempuhnya sekitar 6 jam menuju Desa Sumur atau Desa Taman Jaya, Pandeglang, Banten.
Dari desa ini, travelers bisa menyewa kapal dari pasar di Desa Sumur untuk menuju tempat wisata hutan rimba dan lokasi selam/snorkling.
Sebaiknya travelers menginap satu atau dua malam agar lebih leluasa menikmati keindahan Taman Nasional Ujung Kulon.

KOMPAS/INGKI RINALDI
Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Banten. Jalur trekking di Taman Nasional Ujung Kulon telah dikenal banyak traveler dalam maupun luar negeri.
Terdapat beberapa penginapan di Desa Ujung.
Di beberapa pulau juga ada penginapan atau pengunjung bisa mendirikan tenda sendiri.
Pengunjung juga bisa minta tolong kepada awak di penginapan untuk mencarikan kapal.
Harga penginapan berkisar dari Rp 250ribu - Rp 2,5jt per malam.
Beberapa lokasi yang biasa dikunjungi wisatawan di Taman Nasional Ujung Kulon antara lain :
Untuk sampai ke pulau Peucang, dibutuhkan waktu perjalanan selama 3 jam menggunakan kapal dari Desa Sumur.
Di pulau ini terdapat penginapan yang dikelola swasta dan diawasi otoritas Taman Nasional Ujung Kulon.

KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Wisatawan menikmati keindahan Pulau Peucang, Kabupaten Pandeglang, Banten, awal Mei 2014. Pantai di Pulau Peucang yang berpasir putih menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin berenang di air laut yang jernih. Pulau itu juga menjadi habitat berbagai satwa, seperti rusa, biawak, merak, monyet, dan babi hutan. Peucang termasuk dalam Taman Nasional Ujung Kulon.
Pulau Peucang memiliki pantai indah.
Pasir putih menghampar, air laut bening.
Pada musim tertentu lautnya penuh ikan sarden bergerombolan dalam jumlah besar.
Bayangkan sensasi berenang di dekat pantai ini.
Di daratan Pulau Peucang, pengunjung akan menemukan rusa, babi hutan, monyet, dan biawak.
Selain pemandangan matahari terbit, di Pulau Peucang travelers juga bisa hiking menjelajah hutan ditemani seorang guide.
Jarak tempuh bisa ditentukan oleh kemampuan travelers.
Di dalam hutan, travelers akan menemukan pohon-pohon besar dan beragam jenis serta bentuk tanaman.
Selama menjelajah hutan, tidak menutup kemungkinan travelers akan bertemu beberapa satwa liar.
Tetapi tenang saja, satwa di Taman Nasional Ujung Kulon ini umumnya tidak agresif.
Meskipun demikian, travelers harus tetap waspada dan menjaga jarak aman.
Sehabis menghirup udara pagi yang segar dan berjalan-jalan di hutan, biasanya pengunjung langsung menuju ke Pantai Pulau Peucang.
Pemandangan laut yang menggoda dengan air yang bening akan membuat travelers berjemur atau berenang.
Rasanya seperti berada di pantai pribadi karena pengunjung Pulau Peucang relatif tidak banyak.
2. Tanjung Layar dan Cidaun
Belum lengkap rasanya berwisata ke Taman Nasional Ujung Kulon tanpa berkunjung ke Tanjung Layar.
Untuk menuju lokasi ini, travelers bisa melakukan hiking sekitar 45 menit dari Cibom.

marotravel.com
Tanjung Layar Banten
Tanjung Layar merupakan daratan paling ujung Pulau Jawa.
Terdapat hamparan padang rumput dan bibir pantai yang penuh batu karang besar di Tanjung Layar.
Biasanya para pengunjung berfoto-foto sebagai kenangan dan bukti bahwa mereka pernah menginjakkan kaki di ujung Pulau Jawa.
Di sini juga ditemukan benteng tua peninggalan Belanda dan mercusuar.
Usai dari Tanjung layar, travelers bisa menuju Cidaun yang masih merupakan daratan yang terhubung dengan Pulau Jawa.
Lokasinya tepat berada di seberang Pulau Peucang.
Dengan menyeberang sekitar 20 menit dari pulau Peucang, travelers akan sampai di dermaga Cidaun.
Dari dermaga, travelers harus berjalan sekitar 15 menit menuju padang rumput untuk bisa melihat banteng liar dan burung merak.
“Waktu paling baik untuk mengunjungi Cidaun adalah sore hari, dan jikalau cuacanya cerah, pengunjung bisa menikmati matahari terbenam,” ujar Edi J Bachtiar, guide TNUK yang juga pemilik penginapan Sarang Badak kepada TabloidNova.com, beberapa waktu lalu.
3. Sungai Cigenter

indonesiakaya.com
Sungai Cigenter, Banten
Travelers akan terpesona pada keindahan hutan bakau, mangrove, yang masih alami di sungai Cigenter.
Pengunjung dapat mengambil paket perjalanan setengah jam atau paket 2 jam untuk menyusuri Sungai Cigenter.
Seorang guide akan menemani travelers mengamati keindahan alam di atas perahu kecil.
Selama perjalanan, guide di perahu akan menjelaskan dan menunjukkan tanaman yang menjadi makanan badak.
Jika beruntung, travelers bisa berjumpa dengan badak, meski hewan ini sudah sangat jarang sekali bertemu orang.
4. Pulau Badul dan Pulau Oar
Pulau Badul dan Oar letaknya tidak begitu jauh dari Desa Sumur.
Dua pulau ini termasuk dalam kawasan penyangga Taman Nasional Ujung Kulon.

bantenwisata.com
Wisatawan menikmati snorkling di perairan Pulau Badul, Banten
Di Pulau Oar, travelers bisa menikmati pantai yang indah dan berenang.
Ada fasilitas berupa wahana permainan air, antara lain banana boat dan jetski.
Untuk menuju pulau ini, travelers cukup menempuh perjalanan kurang dari setengah jam dari dermaga desa Sumur.
Pulau lainnya adalah Pulau Badul.
Di pulau yang sangat mungil ini travelers dijamin akan terpukau oleh hamparan pasir putih dan air laut yang berwana hijau tosca.
Kapal biasanya tidak bisa menepi ke pulau ini, sehingga untuk bisa sampai ke daratan pulau ini travelers biasanya harus berenang.
Karena merupakan laut dangkal, travelers bisa melakukan diving atau snorkling.
Pemandangan terumbu karang beserta ikan-ikan di kedalaman sekitar 3 meter begitu mempesona.
Di perairan Pulau Badul, pengunjung bisa menjumpai beberapa terumbu karang yang baru ditanam.
Terumbu itu merupakan program sosial dari beberapa perusahaan swasta untuk melindungi laut Indonesia. (Tabloidnova.com/Mike Eng Naftali)