Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah kasus bom bunuh diri di halaman Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, kini muncul kasus serupa di Medan, Sumatera Utara.
Sebuah tempat peribadatan di Medan hampir menjadi tempat pengeboman.
Bom hampir meledak di Gereja Santo Yosef di Jalan Dokter Mansur, Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8/2016).
"Untung bom tidak meledak dan tidak ada korban jiwa. Pelaku pun sudah di amankan. Sepertinya teror seperti ini tidak ada habisnya," tulis sebuah akun @sitio_sitio di Twitter, sambil membubuhkan #BomMedan.
Sang pelaku berhasil ditangkap namun dalam kondisi babak belur.
Baca Juga: Gereja Santo Yosep Medan - Lokasi yang Hampir Dibom Ini Punya Tempat Makan Maknyus
"Foto pelaku #BomMedan di Gereja St. Yoseph Dr. Mansyur, Medan. Sayang mesti bonyok," tulis akun @sitio_sitio di Twitter sambil menunggah sebuah foto.
Sampai saat ini, TribunTravel.com belum mendapat informasi lebih lanjut mengenai bom ini.
Sambil menunggu update serta rilis resmi dari pihak gereja, kamu bisa simak informasi lainnya di TribunTravel.com.
Tahu nggak guys sebelum kejadian bom ini, ada hal yang bisa bikin merinding juga lho di Danau Toba, Sumatera Utara.
Dilansir dari berbagai sumber, seorang wisatawan mengaku melihat sosok wanita berwajah rata.
Wanita itu berjalan keluar danau saat tengah malam.
Wanita itu nggak punya mata, mulut dan hidung.
Wajahnya putih dan rata.
Baca Juga: Uang Kertas RI - 8 Surga Wisata Indonesia Ada di Dompetmu, dari Danau Toba hingga Bratan
Saat kejadian itu, wisatawan itu mengaku sedang bermain di tepi danau saat tengah malam.
Cerita ini terus berkembang hingga saat ini.
Tidak ada yang tahu apakah cerita ini nyata atau hanya mitos saja.
Si Kampret Ini Indah dan Ngangenin Banget
Yang kampret itu biasanya ngeselin, tapi kampret yang satu ini malah indah dan ngangenin, guys.
Soalnya ini gua bukan orang.
Yup, nama spot ini memang Gua Kampret.
Letaknya di Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara.

Tribun Medan/Silfa Humairah
Gua Kampret
Wisatawan bisa menikmati pemandangan dari stalagtit dan stalagmit yang tampak di dinding gua ini.
Ruangan di dalam gua juga besar dan luas.
Sebelum berada di ujung gua yang memiliki celah masuk matahari, wisatawan akan melewati area gua yang gelap.
Pemandangan indah dari cahaya matahari menembus rapatnya celah-celah bebatuan di gua ini.
Cantik banget, guys.
Kamu juga bisa mendengar kicauan burung yang terbang di antara celah-celah bebatuan gua ini.
Saat sudah masuk ke dalam gua, kamu harus siap dengan aroma kotoran yang cukup menyengat.
Gua yang memiliki panjang jalur lebih kurang 1 kilometer ini sangat cocok dijadikan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana untuk belajar susur gua khususnya untuk anak komunitas alam.
Untuk mencapai lokasi tersebut, ada bus dari Terminal Bukit Lawang.
Kemudian, kamu bisa naik ojek untuk diantar sampai ketepian Sungai Bahorok.
Dari tepi sungai, gua ini berjarak sekitar 3 kilometer.
Misteri Sigale-gale yang Menari di Samosir Terungkap
Selain panorama alam yang indah, Sumatera Utara ternyata punya tradisi unik yang masih sangat dijaga, lho.
Satu di antaranya adalah tarian lemah gemulai Sigale-gale.
Sigale-gale adalah sebuah boneka yang tampil dibalut pakaian adat Batak, lengkap dengan kain ulos.
Ukuran Sigale-gale sebesar manusia, lho.
Boneka Sigale-gale biasanya sering dijumpai di depan rumah tradisional warga Pulau Samosir.

tobatabo.com
Sigale-gale
Sigale-gale sengaja dibuat untuk mengenang anggota keluarga yang sudah meninggal.
Saat ini jumlah boneka Sigale-gale sudah tidak terlalu banyak, hanya tinggal beberapa saja.
Desa Tomok merupakan satu tempat di mana tari Sigale-gale ini masih terus dilestarikan.
Boneka Sigale-gale akan menari saat dilantunkan musik ritual Batak.
(Baca Juga: Danau Siombak Medan - Nggak Cuma Toba, Ada Pesona Lain yang Instagenic di Sumatera Utara)
Dilansir dari berbagai sumber, pada jaman dahulu boneka Si Gale-gale dimasuki roh orang yang meninggal sebelum menari.
Sekarang, untuk menggerakkan Sigale-gale dibutuhkan dua atau tiga orang di belakang boneka agar bisa menari seperti manusia.
Tubuh Sigale-gale digerakkan dengan benang yang jumlahnya sama dengan jumlah urat di tubuh manusia.
Konon, untuk menghibur hati raja yang sedang berduka, boneka ini diisi arwah agar dapat menari sendiri.
Kepala bisa diputar ke samping kanan maupun kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak.
Bahkan kedua tangan dapat bergerak-gerak menyerupai orang menari.
Oleh-oleh Khas Medan
Sebelum pulang dari Medan, ayo borong bika ambon.
Lho, namanya bika ambon kok belinya di Medan?
Selama ini, banyak orang mengira makanan tersebut berasal dari Ambon.
Padahal, makanan khas tersebut berasal dari Kota Medan.
Bika Ambon Julaikha pun menjadi ikon oleh-oleh khas Medan dan menjadi jenis makanan yang wajib jika kamu berkunjung ke Kota Medan.
Ke mana mencarinya?
Jangan harap bisa dengan mudah menemukannya di Medan sekali pun.
Sebab Bika Ambon Zulaikha hanya menjual bika ambon di gerai mereka sendiri yang berada di Jalan Mojopahit, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Bahkan kamu tidak akan menemukannya di gerai pusat oleh-oleh yang berada di bandara.

Tribun Medan/Silfa Humairah
Bika Ambon Zulaikha memang memiliki cita rasa kelezatan yang berbeda.
Rasa yang pas alias tidak terlalu manis, kemudian tekstur yang lembut dan banyak celah serta lubang di tiap sisinya dengan serat-serat yang kenyal, membuatnya berbeda dengan kue pada umumnya.
Warnanya kekuningan dan permukaan yang cokelat.
Teksturnya padat dan dapat mengenyangkan.
Ada tiga varian yang ditawarkan untuk memanjakan lidah wisatawa, yaitu original, pandan, dan keju.
Kelebihannya lagi, adanya Sertifikat Halal dari MUI di tiap kemasan bika ambon.
Bika Ambon Zulaikha didirikan oleh Hj Mairani diberi nama sesuai nama putrinya, Zulaikha.
Lina, pegawai, menuturkan air nira menjadi kunci kelezatan bika ambon di sini.
"Air niralah yang membuat serat yang lembut pada bika ambon. Air nira ini difermentasi hingga 10 jam, barulah proses pembuatan bika ambon berjalan sempurna dan dicampur dengan bahan liannya," kata dia.
Harga per kotaknya mulai harga Rp 44 ribu hingga Rp 55 ribu.

Tribun Medan/Silfa Humairah
Erwin, pengunjung asal Bekasi menuturkan, membeli 10 kotak bika ambon untuk dibawa menjadi oleh-oleh untuk keluaga dan kerabatnya di Bekasi.
"Awalnya saya cuma mau beli satu atau dua. Namun begitu menyicipi sample bika ambon yang diletakkan di meja, jadi ambil banyak. Rasanya enak dan beda dari kue yang pernah saya makan," katanya.



