lihat foto
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Firmauli S
TRIBUNTRAVEL, KUANSING - Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) yang terkenal dengan event tahunan Pacu Jalur juga menyimpan kekayaan alam nan eksotis dan desa adat yang belum banyak dikenal masyarakat luas.
Air terjun Guruh Gemurai di Kecamatan Kuantan Mudik dan Desa Adat Setakjo di Kecamatan Setakjo Raya selalu menjadi tujuan wisatawan yang berkunjung ke Kuansing.
Air terjun Guruh Gemurai dapat ditempuh sekitar 30 menit dari ibu kota kabupaten, Taluk Kuantan.
Sesampainya di gerbang, pengunjung masih harus berjalan sekitar 500 meter lagi.
Dengan tarif hanya Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak, pengunjung bisa menikmati indahnya air terjun dengan ketinggian 6 meter ini.
Nama Guruh Gemurai berasal dari bahasa masyarakat setempat, yang berarti bunyi-bunyian yang berasal dari percikan air terjun.
Kabid Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuansing, Munafri Agus mengutarakan, air terjun pertama kali ditemukan oleh warga setempat tahun 2015.
“Pada tahun 2016 kita mulai mengambil alih lokasi air terjun dan memulai pembangunan,” katanya.
Kondisi anak tangga yang curam mengharuskan kita berhati-hati menapakinya.
Beberapa anak tangga juga sudah ada yang rapuh dan berlumut.
Setelah menanjaki puluhan anak tangga, pengunjung akan disambut oleh suara gemericik air terjun yang menyejukkan mata.
Rindangnya pepohonan dengan belaian angin sepoi-sepoi diiringi suara burung yang bersahutan membuat hati tenang.
Sayangnya keindahan alam tak disertai fasilitas yang memadai untuk wisatawan.
Di sekitar lokasi memang ada fasilitas bangunan seperti gazebo, pentas terbuka dan kios, tetapi terlihat tidak terawat.
Cat dinding penuh coretan dan mulai mengelupas.
Di gazebo juga dijumpai kotoran ternak berserakan.
