Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu adegan terkenal di film laris Ada Apa Dengan Cinta I adalah ketika Rangga mengajak Cinta berjalan-jalan ke Pasar Buku Kwitang, Jakarta.
Dalam film itu, Rangga mengajak Cinta ke Kwitang, tempat ia membeli buku lama.
Saat itu daerah Kwitang masih dipenuhi lapak-lapak penjual buku.
Tokoh penjual buku di film itu adalah musisi legendaris, Almarhum Gito Rolies.
Nah, di sudut utara alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta, Kota Solo, ada juga loh tempat yang mirip dengan Pasar Kwitang di film AADC 1.
Warga Solo biasa menyebut tempat ini Pasar Buku Alun-alun atau Pasar Buku Gladak.

TribunSolo.com/Imam Saputro
Pengunjung bisa mendapatkan buku baru, bekas bahkan kuno, dengan harga bisa ditawar di Pasar Buku Alun-alun atau Pasar Buku Gladak, daerah utara alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta
Traveles bisa menemukan buku baru, buku bekas, bahkan buku kuno yang sudah tak dicetak lagi si Pasar Buku Gladak.
“Kalau buku kuno biasanya saya dapat dari perseorangan, nanti terus saya jual lagi ke kolektor,” ujar Bambang, pedagang buku di Pasar Buku Gladak.
Pembeli buku kuno biasanya berasal dari sekitar Solo, namun tak jarang berasal dari mancanegara.
Pedagang menyebut wisatawan asing yang membeli buku di tempat ini antara lain berasal dari Malaysia, Brunei dan beberapa negara lainnya.
Bambang mampu menjual buku kuno dengan harga fantastis.
“Harga buku kuno bisa mencapai jutaan rupiah jika dibeli oleh kolektor barangan antik yang sudah lama mencari buku tersebut,” imbuh Bambang sambil tersenyum.

TribunSolo.com/Imam Saputro
Pasar Buku Alun-alun atau Pasar Buku Gladak, daerah utara alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta
Selain menjual buku-buku kuno, beragam jenis buku dan majalah, baru maupun bekas, juga digelar para pedagang di kiosnya.
“Buku-buku yang dijual di sini merupakan buku pengetahuan umum. Berbeda kalau di Pasar Buku Sriwedari lebih masuk ke disiplin ilmu yang berupa buku-buku pelajaran,” tambah Bambang.
Soal dagangan, buku dan majalah yang terpampang rapi dijual dengan harga bervariasi.
Khusus buku, harga jual tergantung usia dan keadaan fisik buku.
Sedangkan bandrol harga majalah bekas dipengaruhi keadaan, halaman utuh dan baik akan meningkatkan harga jual.
Pembeli dapat menawar buku dan majalah yang dijajakan dengan harga terjangkau dibandingkan dengan harga buku ataupun majalah di toko-toko buku besar.
Menurut Bambang, berdirinya Taman Buku Alun-Alun Keraton bermula oleh pedagang buku yang membuka lapak di tengah alun-alun sebelah utara Keraton Kasunanan Surakarta.

TribunSolo.com/Imam Saputro
Pasar Buku Alun-alun atau Pasar Buku Gladak, daerah utara alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta
“Saat itu pedagang dipersilahkan pindah ke seberang alun-alun karena alun-alun terlarang untuk kegiatan jual beli oleh pihak keraton,” kenang Bambang.
Karena tempat baru kurang layak untuk berjualan, Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun 2001 mempersilakan pedagang buku menempati bangunan milik keraton yang ada di sebelah utara alun-alun.
Sejak itulah Taman Buku Alun-Alun Keraton menempati lokasi baru ini. (*)


