Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Rawon terkenal sebagai hidangan khas Jawa Timur.
Rawon pada dasarnya adalah sup daging.
Daging yang menjadi bahan pembuat rawon biasanya daging sapi yang dipotong kecil-kecil.
Bumbu rawon sangat khas masakan Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, serai, kunyit, cabe, buah kluwek, garam, serta minyak.
Warna kuah kehitaman yang menjadi ciri khas rawon dihasilkan dari buah kluwek.
Rawon biasanya dihidangkan dengan nasi, sambal terasi beserta tauge, telur asin, empal goreng dan kerupuk.
Nah, walaupun rawon kondang sebagai makanan khas Surabaya dan daerah-daerah lain di Jawa Timur, akan tetapi penganan lezat ini dikenal juga oleh masyarakat Jawa Tengah bagian timur, terutama di daerah Solo.

Rawon Suroboyo, warung makan Lamongan , Kompleks Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah
Apa sih beda rawon Surabaya dan rawon Solo?
Surati, pemilik warung makan Lamongan ‘Rawon Suroboyo’ di Kota Surakarta, Jawa Tengah, menjelaskan, rawon Jawa Timur memiliki warna kuah yang lebih dominan gelap atau cokelat tua.
Rawon Solo juga memiliki kuah berwarna gelap, namun lebih cerah dibanding rawon buatan daerah Jawa Timuran.
“Inilah yang menjadi ciri khas rawon Surabaya, Jawa Timur. Berbeda dari masakan rawon yang lain,” kata Surati, kepada TribunSolo.com, Mei 2016 lalu.
Cita rasa gurih dan pedas kesukaan warga Jawa Timur turut mempengaruhi rawon dari daerah ini.
Sedangkan rawon Solo mengikuti selera warga Jawa Tengah yang cenderung ke rasa manis.
“Rawon Suroboyo itu cenderung lebih gurih rasanya, kalau rawon Solo cenderung manis,” kata perempuan berusia 38 tahun itu.

Rawon Suroboyo, warung makan Lamongan, Kompleks Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah
Rawon Suroboyo akan lebih nikmat jika disajikan dalam keadaan panas dengan menu pelengkap sambel terasi atau perasan jeruk nipis.
Surati berasal dari Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
Surati memiliki pemahanan rasa rawon khas Surabay karena pernah bekerja di Jawa Timur.
Dalam perjalanan waktu, Surati merintis warung makan khas Jawa Timur di kawasan Manahan, Solo,
sejak tahun 2008.
“Sebelum ke Solo, saya pernah buka warung makan di Surabaya, Jawa Timur,” kata dia.
Warung makan Lamongan ‘Rawon Suroboyo’ yang dikelola Surati berada di Kompleks Stadion Manahan, di sebelah timur Polresta Surakarta, Jawa Tengah.
Tiga menu andalan Surati adalah Soto Lamongan, Rawon Suroboyo dan Ayam Goreng Penyet.
Dari tiga menu itu, rawon Suroboyo dan soto Lamongan menjadi favorit para pelanggan.
“Setiap hari saya bisa menjual sampai 50 porsi rawon dan 100 porsi soto,” kata Surati.
Rawon Suroboyo di daerah Stadion Manahan ini dapat dinikmati dengan harga Rp 10.000 untuk porsi campur atau Rp 12.000 untuk rawon terpisah dengan nasi.
Sedang Soto Lamongan dibandrol harga Rp 6.000 per porsi.
Warung makan Lamongan ‘Rawon Suroboyo’ buka setiap hari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Khusus di hari Minggu, Surati melayani para pelanggan warungnya sejak pukul 07.00-17.00 WIB.
“Setiap hari saya bisa menjual sampai 50 porsi rawon dan 100 porsi soto,” katanya. (*)