Laporan Wartawan Surya, Wiwit Purwanto
TRIBUNTRAVEL.COM - Sedang Sidoarjo, Jawa Timur dan cari kuliner untuk menumpas lapar?
Yuk, cobain menu lontong cecek.
Eits, hati-hati saat membacanya ya?
Remeh memang, tapi salah baca, bisa jadi cecek ini adalah bahasa Jawa dari cicak, si hewan merayap.
Padahal cecek di sini artinya kulit sapi yang sudah diproses dan diolah sehingga siap menjadi makanan.
Kuliner ini hanya ada di Sidoarjo, so makan lontong cecek adalah satu kewajiban bila main ke sini.
Biasanya penjual lontong cecek selalu mendampingkan dengan lontong kupang.
Seperti Mansur, penjual lontong cecek di kawasan Gedangan, Sidoarjo.
Dengan membawa dua panci besar, Mansur sejak siang sudah memarkir rombongnya.
Dua kuliner khas Sidoarjo, lontong cecek dan lontong kupang siap menunggu pelanggan.
Rasa lontong cecek didominasi petis dan manis gula putih.

Surya/Wiwit Purwanto
Beda dengan lontong kupang, kuah lontong cecek dimasak bersama santan kelapa.
Nah, santan kelapa inilah yang memberikan kekhasan rasa tersendiri.
"Yang pasti gurih, ada rasa sedap dari petis dan pedas," kata Muawanah, seorang penikmat lontong cecek.
Dominasi petis dan gula putih menjadikan kuah lontong cecek makin gurih.
Siap-siap bagi penyuka rasa pedas, dijamin berkeringat setelah menyantap lontong cecek.
Mansur mematok harga yang terjangkau untuk seporsi lontong cecek, yaitu Rp 8.000.
Di Sidoarjo banyak pedagang lontong cecek.

Surya/Wiwit Purwanto
Selain di Gedangan, ada juga di sekitar GOR Sidoarjo atau di tempat-tempat keramaian.
Nah, kalau sedang berada di Sidoarjo atau di Surabaya pastikan bisa menemukan kuliner ini.
Rasanya dijamin akan membuat kangen untuk datang kembali ke Sidoarjo.