Breaking News:

Tips Traveling

Tips Mendaki Gunung - Jangan Panik! Ini yang harus Kamu Lakukan Saat Tersesat

Persiapan sebelum mendaki harus benar-benar matang. Harus ada pemetaan jalur, estimasi waktu, sampai soal persediaan air.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo
Pendaki tengah melewati medan di awal pendakian Pos Camp David Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, Minggu (21/2/2016) pagi. Medan yang dilalui didominasi oleh batuan beku dan belerang. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jelang peringatan Hari Kemerdekaan, banyak dari kita yang akan merayakannya dengan mendaki gunung.

Nyatanya, merayakan 17 Agustus di ketinggian tertentu memang menghadirkan suasana dan nuansa yang berbeda.

Ada satu hal yang harus kamu perhatikan saat mendaki gunung, yaitu bersiap menghadapi kemungkinan buruk tersesat di gunung.

Tentu kita nggak mau hal ini terjadi pada kita.

Siapa juga yang mau tersesat, nggak tahu arah, jalan pulang, sendirian di dalam hutan.

Namun, kasus tersesat di gunung nyata ada dan bukan kasus baru.

Jika tak tahu medan dan minim persiapan, tersesat seringkali terjadi kepada pendaki.

"Persiapan sebelum mendaki harus benar-benar matang. Harus ada pemetaan jalur, estimasi waktu, sampai soal persediaan air," kata Adi Seno, anggota senior Mapala UI sekaligus pemanjat tebing kenamaan Indonesia.

Sebelum mendaki, kita harus memperhitungkan risiko terburuk termasuk jika tersesat.

Adi Seno menuturkan, hal terpenting yang wajib diingat adalah: jangan panik!

2 dari 3 halaman

"Pertama, jangan panik. Tetap tenang dan berkepala dingin," kata dia sebagaimana dikutip TribunTravel.com dari Kompas.com.

Banyak pendaki yang 'membabi-buta' mencari arah atau jalan keluar saat tersesat.

Namun, cara paling benar adalah kembali ke titik awal (start) atau langsung menuju puncak.

"Pilihannya dua, kembali ke titik awal atau langsung ke puncak. Tergantung kita sudah sampai mana, lebih dekat yang mana," kata dia.

Dengan begitu, lanjut dia, tim SAR lebih mudah menemukan.

Besar kemungkinan kita juga bertemu orang lain.

Jika hari mulai gelap dan masih tersesat, carilah ruang terbuka untuk beristirahat.

Adi Seno memaparkan, tempat terbuka dan datar lebih aman untuk tempat menginap.

"Kalau bisa beri tanda berupa susunan batu atau kayu berbentuk nama, agar bisa ditemukan dari udara," ujar dia.

Jika perbekalan habis, carilah daun-daun muda untuk dimakan.

3 dari 3 halaman

Sebelum mendaki, cari informasi terlebih dahulu soal jenis hutan dan aneka vegetasi di dalamnya sehingga kamu mengetahui jenis daun mana yang bisa dimakan.

"Carinya daun yang muda, agar lebih mudah dicerna. Jangan sembarangan makan buah, karena tidak semua buah-buahan aman," kisah Adi Seno.

Penting buatmu untuk membawa kompas saat pendakian.

Meski begitu, ada tanda-tanda alam yang bisa diperhatikan saat mendaki gunung.

Misal, jika bertemu pepohonan yang ditumbuhi lumut, berarti kemungkinan besar Anda sedang menghadap timur.

"Kalau malam hari melihat bintang paling terang, itu arah utara. Masih banyak tanda-tanda alam lainnya untuk dipelajari sebelum pendakian," ujar Adi Seno. (Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri)

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Gunung SlametGunung SemeruTribunTravel17 AgustusHari KemerdekaanAdi SenoKompas.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved