Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNTRAVEL.COM - Selain dikenal dengan kemolekan alamnya, keberagaman warisan budaya masa lalu (heritage) merupakan salah satu daya tarik wisata di tanah air.
Tak terkecuali provinsi paling barat Indonesia, Aceh.
Museum tak ubahnya terowongan waktu.
Pengunjung pun berdatangan demi melihat benda-benda bersejarah di Banda Aceh.

Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy
Museum Tsunami, Museum Negeri Aceh, hingga Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy merupakan sederetan tujuan wisatawan.
Seperti fungsinya, museum pun tak sekedar tempat berwisata namun juga referensi untuk belajar.
Museum Negeri Aceh terletak di Jalan Sultan Alaiddin Mahmudsyah Nomor 10, Peuniti, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh.
Pihak museum mengaku kewalahan menerima wisatawan yang datang setiap hari memadati museum tersebut, meskipun untuk masuk tersebut tidak gratis.
Tarif masuk ke museum tersebut dibedakan antara warga Indonesia dengan warga asing.
Pengunjung domestik hanya dikenakan Rp 3.000/orang, sedangkan wisatawan luar negeri Rp 5.000/orang.
Wisatawan ke museum tersebut karena tertarik melihat manuskrip kuno, lukisan dan foto-foto lama, serta benda-benda bersejarah lainnya.
Termasuk pelaminan khas Aceh.

Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Museum Negeri Aceh
Di antara pengunjung ke Museum Negeri Aceh tercatat sejumlah peneliti asing.
Umumnya dari Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Selain itu kata Junaida, Museum Negeri Aceh melibatkan duta museum untuk mempromosikan pariwisata sejarah Aceh ke luar negeri melalui even-even internasional, maupun dengan mengandalkan website resmi museum tersebut.
Selain Museum Negeri Aceh, Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy juga ramai dikunjungi wisawatan, terutama dari Malaysia.
Museum Ali Hasjmy banyak didatangi akademisi untuk mencari referensi serta wisatawan yang ingin melihat dokumen bersejarah.
Mereka berasal dari berbagai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, tapi lebih banyak dari negeri jiran, Malaysia.
Museum Tsunami malah menjadi destinasi ‘wajib’ bagi mereka yang berkunjung ke Aceh.
Tempat ini buka setiap hari.
Kalau kamu ingin tahu peradaban sebuah negeri, maka tengoklah museumnya.