Breaking News:

Monumen Perjuangan TNI AU - Terharu di Depan Sisa Pesawat Dakota, Menikmati Asrinya Desa Ngoto

Tanpa peringatan dan pesan, Kitty Hawk memuntahkan pelurunya yang diarahkan ke pesawat Dakota VT-CLA. Pesawat Dakota akhirnya jatuh di Desa Ngoto

Editor: Vovo Susatio
angkasa.co.id
Repro foto Dakota VT-CLA di crash site Desa Ngoto, Yogyakarta. Foto-foto semacam ini ada di Monumen Perjuangan TNI-AU yang dibangun di Desa Ngoto, Bantul, Yogyakarta 

TRIBUNTRAVEL.COM -- Traveler, Yogyakarta bukan saja memiliki berbagai tempat wisata alam dan budaya yang mempesona.

Daerah ini juga lekat dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Jejak perjuangan bangsa Indonesia bisa kita temukan diantaranya di Monumen perjuangan TNI AU, Desa Ngoto, Yogyakarta.

Di desa ini terdapat potongan kisah bersejarah perjuangan heroik bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.


angkasa.co.id
Sebuah monumen di Desa Ngoto, Bantul Yogyakarta dibangun untuk memperingati tragedi penembakan Dakota VT-CLA.

Seperti dilansir TribunTravel.com dari situs Majalah Angkasa, angkasa.co.id, monumen ini merupakan penanda peristiwa penembakan pesawat C-47 Dakota bernomer seri VT-CLA oleh Belanda.

Padahal, Dakota VT-CLA itu adalah pesawat sipil yang sedang mengangkut obat-obatan sumbangan dari Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia.

Duduk di bangku pilot adalah Alex Noel Constantine, kemudian di sebelahnya kopilot Roy Hazelhurst.

Di pesawat itu turut pula Beryl Constantine (istri sang pilot), Bidharam (warga negara India), Zainal Arifin (Konsol Dagang RI di Malaya) dan A Gani Handojotjokro.

Beberapa pilot AURI ada juga di Dakota ini, diantaranya Komodor Muda Udara Agustinus Adisustjipto, Komodor Udara Muda Abdulrachman Saleh, Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo Wiryokusumo.

Para perwira tersebut namanya kemudian diabadikan sebagai nama-nama Pangkalan TNI AU.


JR Rendy/angkasa.co.id
Replika badan Dakota VT-CLA yang terbelah dipajang di monumen perjuangan TNI-AU, Desa Ngoto, Yogyakarta.
2 dari 4 halaman

Peristiwanya bermula ketika pada 29 Juli 1947 dini hari, sekelompok karbol Akademi Angkatan Udara (AAU) berusaha membuat serangan kejutan ke markas-markas militer Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga.

Serangan dengan menjatuhkan bom dari pesawat Curen dan Guntai, peninggalan tentara Jepang, berhasil membuat Belanda terkejut.

Namun keberhasilan operasi udara pertama AURI ini langsung dijawab Belanda.

Sore hari, masih di tanggal yang sama, Kitty Hawk mengendus pergerakan pesawat Dakota dengan registrasi VT-CLA terbang masuk ke wilayah Yogyakarta.

Tiga jam setelah penerbangan dari Singapura pesawat mulai mendekati tujuan akhir, yaitu Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta.

Belum sempat roda pendarat pesawat menyentuh landasan, tiba-tiba muncul pesawat pemburu P-40 Kitty Hawk milik Belanda.

Tanpa peringatan dan pesan, Kitty Hawk memuntahkan pelurunya yang diarahkan ke pesawat Dakota VT-CLA.

Mesin sebelah kiri pesawat Dakota yang membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaysia itu terkena tembakan.

Pesawat kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke area pesawahan di Dusun Ngoto, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Seluruh awak pesawat, penumpang, beserta pilot AURI yang juga ada di dalamnya dinyatakan gugur.

3 dari 4 halaman

Satu-satunya penumpang yang selamat yaitu A Gani Handojotjokro.


Tribun Jogja/Usman Hadi
Pengunjung Monumen Perjuangan TNI AU mengamati galeri foto koleksi monumen, Kamis (7/4/2016).

Jauh dari hiruk-pikuk kota, Ngoto terletak di sebelah selatan kota Yogyakarta Jaraknya hanya terpaut sekitar 10 km dari bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Suasana Ngoto yang asri dan khas pedesaan berbeda dengan Kota Yogyakarta yang penuh gemerlap.

Bagaimana menjejak monumen perjuangan TNI AU ini?

Dari Bandara Adisucipto Yogyakarta, Anda bisa mengambil jalan ke arah selatan lewat Jalan Janti.

Kemudian bisa menyusuri Jalan Ring Road Timur hingga masuk jalan Nasional III dan masuk Jalan Ring Road Selatan.

Di perempatan besar ke dua Anda bisa mengambil jalan ke kiri, lewat jalan Imogiri Barat.

Di sebelah kiri jalan Anda akan menemukan gapura monumen Ngoto.

Ikuti petunjuk jalan itu, kelak Anda tak bakal tersasar.

Di ujung jalan desa terdapat sebuah monumen penanda jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA.

4 dari 4 halaman

Selain monumen, kerangka Adisutjipto dan Adi Sumarmo, dua perwira generasi pertama TNI AU yang ikut dalam pesawat tersebut, beristirahat dengan tenang di tempat ini.

Di Desa Ngoto, kita tidak cuma disuguhi monumen dan tempat peristirahatan terakhir Adisutjipto dan Adisumarmo yang menyimpan banyak cerita.

Kita juga bisa menikmati ketenangan dan keindahan khas pedesaan.

Dari foto-foto lokasi jatuhnya Dakota VT-CLA, kita bisa membayangkan suasana Desa Ngoto di tahun 1947.

Kita bisa dengan asyik mereka-reka bagaimana cerita pesawat itu jatuh.

Membuat theater of mind berlatar tempat kejadian yang sebenarnya dan suasana peristiwa tragis itu dari replika bangkai Dakota VT-CLA yang terpampang di monumen. (Angkasa.co.id/Remigius Septian)

Selanjutnya
Tags:
YogyakartaDesa NgotoTNI AUDakota
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved