Breaking News:

Kuliner Jogja - 4 Warung Penganan Lezat yang Buka Hingga Dini Hari, Ada Gudeg Rasa Pedas

Para penggemar kuliner dapat terus berburu penganan enak karena di Jogja banyak kuliner malam yang sayang untuk dilewatkan

Editor: Vovo Susatio
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Kuliner Yogyakarta yang warungnya buka pada malam hari hingga menjelang pagi hari 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNTRAVEL, YOGYA - Bulan puasa mewajibkan umat Islam menahan hawa nafsu, termasuk makan dan minum di siang hari.

Para penggemar kuliner, khususnya yang tinggal atau sedang berada di Yogyakarta, dapat terus berburu penganan enak karena di kota ini banyak kuliner malam yang sayang untuk dilewatkan.

Berikut adalah empat tempat makan di Yogyakarta yang buka pada malam hari hingga menjelang pagi hari.

1. Sego Koyor

Sego Koyor Jogja

Di emperan bengkel bernomor 111 jalan Brigjend Katamso, Yogyakarta, Suparti (58) setiap malamnnya menjajakan makanan yang akan sulit anda temukan di tempat lain, yakni sego koyor.

Di Yogyakarta, hanya di tempat ini bisa ditemukan makanan unik ini.

Maka tidak heran jika bagi sebagian orang kuliner ini cukup asing di telinga.

Suparti adalah generasi kedua penjual sego koyor.

2 dari 4 halaman

"Dulu yang pertama jualan adalah ibu saya yang bernama Bu Parman. Beliau mulai berjualan sego koyor sejak tahun 1968," cerita Suparti.

Sebelum berjualan di jalan Brigjend Katamso, Bu Parman berjualan di terminal yang pertama kali ada di Yogyakarta, yang saat ini tempatnya digunakan untuk Taman Pintar.

Sego koyor berbahan baku olahan urat sapi yang disajikan bersama nasi putih.

"Selain sego koyor, banyak juga pelanggan yang menyebutnya sego urat," ungkap Suparti.

Urat sapi yang digunakan dalam hidangan ini adalah urat yang ada di sekitar persendian tulang sapi.

Diungkapkan Suparti, bagian tersebut dimasak dengan bumbu menyerupai gulai dengan kuah santan yang tidak terlalu kental.

Saat mencicipi hidangan ini, citarasa gurih langsung terasa.

Jika bagian urat dikenal kenyal, maka hal tersebut tidak berlaku untuk nasi koyor ini.
Urat atau koyornya benar-benar empuk, dipotong dengan sendok pun akan begitu mudah.

Untuk menghasilkan koyor yang empuk, bahan baku ini direbus dahulu sebelum dimasak dengan santan dan beragam bumbu lainnya.

Selain membuat empuk, proses perebusan ini juga untuk menghilangkan minyak atau lemak yang memang banyak pada bagian ini.

3 dari 4 halaman

Koyor jika disajikan kepada pelanggan memiliki pasangan setia berupa oseng-oseng labu siam (jipang).

Selain itu ada pilihan beberapa lauk tambahan, mulai dari gorengan, ayam goreng, telur, hingga babat juga disediakan oleh Suparti.

Bagi pelanggan yang menginginkan menu selain koyor, ada juga opor ayam pedas.

Seporsi nasi koyor hanya dibandrol Rp 3 ribu.
Sedang beragam lauk, harganya mulai dari Rp1.000 hingga Rp 6 ribu.

Setiap hari Suparti mulai melayani pembeli sejak pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB pagi.
Kuliner yang satu ini pun sangat cocok bagi mereka pemburu kuliner malam.

2. Soto Sampah

Soto Sampah Jogja

Jika menginginkan hidangan berkuah nan segar pada malam hari, soto sampah adalah jawabannya.

Warung makan sederhana ini menyediakan soto hingga pukul 03.00 pagi.

Warungnya berada di salah satu sudut Pasar Kranggan Yogyakarta yakni di Jalan Kranggan, berseberangan lokasi dengan SPBU Kranggan

4 dari 4 halaman

Meskipun bernama Soto Sampah, Anda tidak perlu khawatir pada kebersihan hidangan ini, apa lagi meragukan kelezatannya.

Karena memiliki rasa yang lezat dan khas, Soto Sampah selalu ramai diserbu pembeli.

Terkait penamaan Soto Sampah, Wahyu (33) sang penjual Soto Sampah menceritakan nama tersebut datang dari para pembeli soto.

"Penamaan Soto Sampah itu sebenarnya dari pembeli. Mungkin karena penyajiannya agak awut-awutan. Yah, terus dinamain Soto Sampah," ujar Wahyu.

Jika selama ini soto disajikan dalam mangkuk, Soto Sampah dihidangkan menggunakan piring.

Penampilannya sepintas mirip kebanyakan soto di Yogyakarta, memiliki kuah bening.

Racikan soto sampah terdiri dari bihun, kecambah, kubis, dan daun seledri.

Racikan ini disiram kuah kaldu dicampur beragam bumbu dengan rasa rempah-rempah cukup kuat.

Tanpa ditambahi kecap ataupun sambal, soto ini sudah memiliki rasa mantap.

"Jika soto lainnya menggunakan daging ayam, atau daging sapi, kami menggunakan koyor sapi. Hal tersebut juga yang membedakan dengan soto lainnya," tambah Wahyu.

Tersedia beragam pilihan lauk pauk untuk mendampingi hidangan Soto Sampah, mulai dari gorengan, sate telur puyuh, tahu bacem, kepala ayam, sate usus.

Selain soto, Wahyu juga menawarkan penganan lezat berupa nasi rames.

Seporsi Soto Sampah dibandrol harga Rp 5 ribu.

Sedangkan beragam lauk pauknya dijual mulai seribu rupiah hingga Rp 4 ribu.

Karena harganya yang murah, kebanyakan pelanggan Soto Sampah ini adalah para mahasiswa.

3. Warung Mi Instan Nyemek Bu Siti

Mi Instan Nyemek Bu Siti

Meskipun hanya menjual mi instan, tetapi warung ini selalu ramai oleh pembeli.

Pengunjung harus rela antre untuk memperoleh seporsi mi instan.

Warung tersebut adalah warung Mie Nyemek Bu Siti yang berada di jalan Sisingamangaraja No.39 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.

Warung yang menjajakan mie instan ini setiap hari buka mulai pukul 19.30 hingga 03.00 WIB dinihari.

Bukan tanpa alasan warung sederhana ini selalu ramai pembeli.

Mi yang disajikan di tempat ini bukan sekedar mi instan yang direbus kemudian disajikan dengan bumbu standar yang ada pada setiap kemasannya.

Di warung ini mi instan dimasak menggunakan beragam bumbu tambahan dan sayuran sehingga rasanya tambah lezat.

Warung Mie Nyemek Bu Siti telah ada sejak tahun 2002 dan cukup terkenal di kalangan warga Yogyakarta.

Dinamakan Mie Nyemek Bu Siti, karena memang warung ini pertama kali dirintis oleh Siti Fatimah.

Pada awal tahun 2014 Bu Siti meninggal, dan usaha ini diteruskan adiknya yang bernama Siti Artani.

"Warung ini dulu milik Bude, tetapi setelah Bude meninggal ibu yang meneruskan," ujar Trisiana Nur Cahyani, anak perempuan Siti Artani.

Atas permintaan dan dorongan para pelanggan untuk membuka kembali warung mi ini, akhirnya Siti Artini meneruskan usaha sang kakak.

Penambahan beragam bumbu seperti bawang putih, cabai rawit, kecap, dan tambahan sayur berupa sawi menjadikan rasa mi instan di warung ini semakin nendang.

Pengunjung bisa memilih jenis mi yang digunakan, mi kuah ataupun mi goreng, dengan beragam rasa yang tersedia.

Mi nyeme, yang menjadi salah satu andalan warung ini berupa mi instan yang dimasak beragam bumbu dengan kuah tidak terlalu banyak (nyemek).

Rasa gurih, pedas, dan sedikit manis terasa saat mencicipinya.

Tambahan telur bebek ataupun telur ayam, semakin memperkaya rasa mi racikan Bu Siti.

Cara memasaknya masih menggunakan arang, sehingga menghasilkan rasa khas.

Selain mi nyemek ada juga pilihan mi rebus dan mi kering.

4. Gudeg Mercon Bu Tinah

Gudeg Mercon Bu Tinah

Gudeg adalah salah satu kuliner yang jamak dijual malam hari hingga pagi menjelang di Yogyakarta.

Tetapi jika menginginkan gudeg yang berbeda, Anda bisa mencicipi gudeg mercon Bu Tinah.

Citarasa gudeg yang setiap harinya dijajakan mulai pukul 21.00 hingga pagi menjelang ini memiliki rasa sangat pedas, sehingga dikenal dengan julukan gudeg mercon.

"Kan dimana-mana orang berjualan gudeg rasanya manis, dan tidak semua orang seneng makanan manis, maka kepikiran membuat gudeg yang rasanya pedas," ujar Parni, putri Tinah, saat ditemui di tempat berjualan gudeg.

Seperti kebanyakan gudeg, seporsi gudeg mercon berisi nasi, gudeg yang terbuat dari nangka muda, areh yang dari santan kental, serta sayur tempe dan krecek.

Yang membedakan gudeg mercon dengan gudeg kebanyakan adalah sayur kreceknya yang super pedas.

Ketika mencicipi menu ini, rasa pedas akan langsung menyambar di mulut.

Rasa pedas tersebut terasa pas dengan gurihnya areh dan gudeg yang terasa sedikit manis.

Pembeli bisa memilih beberapa lauk yang disediakan, mulai gorengan, telur, ayam, sate, tahu, tempe, dan beberapa lauk lainnya.

Warung gudeg satu ini berlokasi di tepi jalan perempatan Jalan Asem Gede, Kranggan, Yogyakarta.

Pengunjung bisa memanfaatkan tikar yang digelar pemilik warung di atas trotoar sebagai alas duduk menikmati Gudeg Mercon. (tribunjogja.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
YogyakartaSego KoyorSoto SampahMi Instan Nyemek Bu SitiGudeg Mercon Bu TinahTaiwanAustraliaPETA Museum PETA Fomepizole HBF Park Sego Koyor Anthony Albanese
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved