Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sejarah Sate Klatak di Jogja, Mulai Asal Usul Nama hingga Penggunaan Jeruji Besi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate klatak di Jogja

TRIBUNTRAVEL.COM - Sate klatak merupakan sate khas Jogja yang digemari wisatawan.

Keunikan sate klatak terletak pada penggunaan jeruji besi untuk membakarnya.

Sate klatak juga menggunakan bumbu garam dan kuah santan.

Jika traveler ingin menikmati sate klatak bisa datang langsung ke daerah Jalan Wonogiri.

Di tempat ini ada sederet warung Sate Klathak yang populer.

Baca juga: 2 Nasi Uduk Enak di Bandung, Cocok untuk Menu Sarapan

Satu di antaranya sate klathak Pak Pong yang berada di Jalan Sultan Agung No 18 Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Kabupaten Bantul.

Sate Klathak Pak Pong

Warung sate klathak Pak Pong memiliki tempat yang cukup luas dan bisa untuk rombongan.

Namun karena popularitasnya, terkadang Anda harus menunggu cukup lama karena pengunjung yang membeludak, terutama pada akhir pekan atau masa-masa liburan.

Selain Sate Klathak Pak Pong, ada pula Sate Klathak Pak Bari.

Ini pun tak kalah populernya bahkan menjadi tempat syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2).

Sate Klathak Pak Bari

Pak Bari menjelaskan bahwa dirinya adalah generasi ketiga yang berjualan sate klathak. "Dulu yang pertama kali berjualan sate klathak adalah simbah saya. Kemudian diteruskan olah bapak, kemudian saya," ujarnya.

Sebelum dikenal dengan nama sate klathak, sate jenis ini dikenal dengan nama sate uyah.

Alasannya kerena sate ini hanya dibumbui menggunakan garam (uyah) sehingga menambah keunikan sate klathak.

Halaman
123