TRIBUNTRAVEL.COM - Nepal telah dibuka kembali untuk para petualang dan pendaki gunung.
Kini, wisatawan yang ingin menaklukan puncak Himalaya sudah bisa kembali merencanakan pendakian.
Nepal diketahui merupakan rumah bagi beberapa puncak paling mengesankan di dunia, termasuk Gunung Everest.
Tak mengherankan jika banyak turis khususnya para pecinta alam yang berbondong-bondong pergi ke Nepal untuk mencoba pengalaman mendaki gunung di sana.
Baca juga: Cara Membuat Visa On Arrival (VoA) Nepal di Bandara, Perhatikan Syarat dan Tahapnya
Mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, ada sejumlah perubahan aturan bagi para pendaki.
Untuk saat ini, pariwisata sebagian besar akan terbatas pada mereka yang ingin mendaki gunung dalam upaya untuk mengontrol siapa yang datang, The Associated Press (AP) melaporkan.
Siapa pun yang ingin mendaki di Nepal, harus mendapatkan visa sebelumnya, tiba dengan tes PCR Covid-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam, dan sudah memiliki pemesanan hotel untuk karantina setidaknya selama tujuh hari di negara itu, menurut Badan Pariwisata Nepal.
Melansir Travel and Leisure, Rabu (4/11/2020), wisatawan juga harus memiliki asuransi yang akan menanggung setidaknya 5.000 dolar atau setara Rp 72,6 juta per orang jika mereka tertular Covid-19.
Sementara turis harus menjalani karantina selama seminggu, mereka juga akan diminta untuk menjalani tes Covid-19 kedua pada hari kelima mereka di sana dengan biaya sendiri.
“Kami tidak membuka negara untuk semua pengunjung dan hanya pendaki gunung dan trekker yang telah memiliki izin sebelumnya untuk datang ke Nepal,” Rudra Singh Tamang, direktur jenderal Departemen Pariwisata Nepal, mengatakan kepada AP.
“Kami hanya membuka sektor pengunjung yang kami tahu dapat kami tangani dan kelola,” tambahnya.
Selain pendaki gunung, pemandu, kuli angkut, juru masak, atau pembantu yang mendukung mereka harus melakukan tes Covid-19 dan membuktikan bahwa mereka belum pernah berada di daerah yang terinfeksi dalam dua minggu terakhir.
“Kami berusaha untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang terkena pandemi parah, tapi kami tidak ingin mengambil risiko apapun,” jelas Tamang.
Secara total, Nepal yang mencabut lockdown nasionalnya pada Juli telah melaporkan 176.500 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, termasuk lebih dari 37.000 yang saat ini masih aktif, menurut Pemerintah Nepal.
Baca juga: Tinggal di Pegunungan Himalaya yang Dingin, Ini Rahasia Suku Sherpa untuk Bertahan Hidup
Baca juga: 5 Tempat Misterius di Pegunungan Himalaya, dari Danau Tengkorak hingga Kerajaan Tersembunyi
Baca juga: Mengapa Tidak Ada Pesawat Terbang yang Berani Melintasi Pegunungan Himalaya?
Baca juga: 6 Fakta Unik Nepal, Dijuluki The Amazon of Asia hingga jadi Surganya Pecinta Olahraga Ekstrem
Baca juga: Fakta Unik Chhurpi, Keju Khas Nepal yang Kerasnya Seperti Batu tapi Selalu Diburu Wisatawan
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)
Baca tanpa iklan