Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sederet Alasan Mengapa Melbourne Dinobatkan Sebagai Kota Paling Bahagia di Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melbourne

Beberapa karya seniman jalanan dari Inggris, Banksy bahkan ada di dinding-dinding laneways.

(Kandukuru Nagarjun/Flickr)

Selain seni jalanan, ada kedai kopi, toko, dan kafe di sepanjang laneways di Melbourne.

Melbourne pun dikenal sebagai kota dengan keberagaman, 56 persen dari penduduknya lahir di negara lain.

Melbourne juga menjadi kota diselenggarakannya Melbourne Food and Wine Festival setiap tahun sejak 1993.

Festival ini menyoroti koki lokal, pembuat wine, akses kota untuk mendapatkan panenan dan bahan-bahan makanan yang segar, serta menjadi tempat berkumpulnya hampir semua penduduk.

Musik juga menjadi bagian besar dari budaya Melbourne, baik dilihat dari pemusik jalanan hingga festival besar.

Arts Centre Melbourne juga menjadi daya tarik utama kota ini dengan pertunjukan seni, musik, dan koleksi pakaian yang semuanya menjadi bagian Art Centre di masa lalu.

Dalam segi transportasi, Melbourne punya Myki, semacam kartu pintar untuk akses transportasi publik.

(Beau Giles/Flickr)
(Sam Churchill/Flickr)

Tram merupakan satu transportasi publik yang wajib kamu coba untuk melihat-lihat kota Melbourne, meski jalannya tidak terlalu cepat.

City Circle Tram berjalan di Route 35 dan membawa penumpang ke atraksi wisata utama, toko, dan event kota tanpa dipungut biaya alias gratis.

Untuk cuaca, Melbourne punya empat musim, tetapi agak berbeda dibandingkan tempat-tempat yang berada di pertengahan garis lintang.

Namun, cuaca dapat berubah dengan cepat dalam satu hari.

Dipisahkan oleh Sungai Yarra, Melbourne terbagi menjadi dua bagian.

Yakni sisi utara dan sisi selatan.

Sisi utara Melbourne mencakup Central Business District dan suburban seperti North Melbourne, Fitzroy, Carlton, Abbotsford, Brunswick, dan Coburg, serta University of Melbourne.

Halaman
123