Dalam banyak kasus, pilot bisa mengetahui adanya kondisi bergejolak di depan dan dapat menyalakan tanda memasang sabuk pengaman saat pesawat mendekatinya.
Pilot juga dibantu oleh laporan cuaca sebelum penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain di daerah yang berturbulensi.
4. Namun, ada fenomena yang disebut Clear Air Turbulence (CAT) atau turbulensi udara cerah
Turbulensi udara cerah adalah jenis turbulensi yang paling berbahaya.
Sebab, fenomena ini terjadi di langit tak berawan dengan visibilitas yang sempurna.
Sehingga turbulensi yang datang tidak dapat ditangkap oleh radar cuaca.
Fenomena CAT hanya memberikan sedikit waktu bagi awak pesawat untuk memperingatkan penumpang agar kembali ke tempat duduk dan memasang sabuk pengaman.
Tidak mengherankan, sebagian besar cedera terkait turbulensi disebabkan oleh turbulensi udara cerah.
5. Frekuensi turbulensi udara cerah sedang meningkat
Menurut para ilmuwan, jumlah turbulensi udara cerah yang ekstrem dan dapat memengaruhi penerbangan meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat pada pertengahan abad ini karena pemanasan global.
Jadi, akibat pemanasan global, semakin sering penerbangan yang menghadapi turbulensi udara cerah.
6. Turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat jatuh
Meskipun mungkin terasa demikian, tidak peduli seberapa parah turbulensi, keselamatan pesawat yang sebenarnya tidak perlu diragukan lagi.
“Pesawat-pesawat saat ini telah dirancang untuk melewati berbagai fenomena yang luar biasa,” tandas Patrick Smith, penulis di balik situs web Ask the Pilot dan penulis buku Cockpit Confidential.
7. Para pilot sudah terlatih untuk menghadapi turbulensi