Selain itu, Frederike Kaltheuner, pemimpin program data di Privacy International, mengatakan kepada CNN itu (lie detector) adalah "ide yang buruk."
Sebab, alat detektor kebohongan memiliki masa lalu yang bermasalah terkait penegakan hukum.
Yakni, sering mengarah untuk menjatuhkan hukuman pada orang yang tidak bersalah.
Banyak detektor kebohongan dapat mendeteksi 'false positive' atau ciri-ciri kebohongan yang sebetulnya tidak pasti/ada.
Seperti, jika orang yang jujur merasa khawatir/cemas atau orang yang tidak jujur yang berpembawaan tenang.
Penelitian dari American Psychological Association menemukan, "Tidak ada bukti pola reaksi fisiologis khusus yang pasti untuk menunjukkan adanya penipuan."
Proyek iBorderCtrl memang diharapkan dapat mencapai tingkat keberhasilan 85 persen, tetapi Kaltheuner yakin bahwa angka tersebut belum cukup baik.
"Bahkan dengan tingkat kesalahan yang tampaknya kecil, itu dapat berarti ribuan orang sekarang harus berupaya keras membuktikan bahwa mereka adalah orang yang benar-benar jujur, hanya karena ada perangkat lunak yang mengatakan mereka adalah pembohong," katanya kepada CNN.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)