Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sempat Beredar di Masyarakat, 3 Mitos tentang Ubur-ubur Ini Ternyata Hanya Hoax

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ubur-ubur

Tidak benar.

Setiap kontak manusia dengan ubur-ubur pasti hanya bersifat insidental.

Manusia tidak ada dalam menu makanan mereka.

Namun, ketika berada di lingkungan ubur-ubur, manusia bisa menghalang-halangi tentakel mereka.

Meskipun ubur-ubur tidak memiliki otak, binatang ini dapat merasakan cahaya dan memiliki perilaku berenang yang terkoordinasi.

Hal ini membantu menjaga ubur-ubur selalu berada di tempat yang tepat di laut untuk berburu tanaman mikroskopis dan telur ikan / larva, atau mangsa lain seperti ikan, cacing, dan krustasea.

3. Mengoleskan urin ke bagian tubuh yang tersengat ubur-ubur dapat mengurangi rasa sakit

Seorang balita meninggal tersengat ubur-ubur (Instagram)

Menggigit Kuku hingga Mengelupasi Kulit, 5 Kebiasaan Ini Tanda Seseorang Stres dan Cemas Berlebih

Mungkin ini adalah yang paling menarik dari mitos-mitos yang lain.

Faktanya, penggunaan urin untuk mengobati sengatan ubur-ubur telah diuji dan terbukti tidak membantu mengurangi rasa sakit.

Saat terkena sengatan ubur-ubur, sebaiknya oleskan cairan asam seperti cuka.

Ada juga beberapa produk yang tersedia secara komersial untuk mengobati sengatan ubur-ubur.

7 Penginapan Murah di Denpasar, Tarif di Bawah Rp 100 Ribu Sudah Gratis Akses Wifi

Saat tersengat ubur-ubur, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Pertama, carilah tentakel yang menempel di kulit, dan bersihkan area tersebut dengan air laut dingin.

Jangan menggosok area yang terkena sengatan karena itu secara tidak sengaja dapat mendistribusikan racun lebih luas ke dalam tubuh.

Manfaatkan cuka atau produk komersial yang berfungsi untuk mengobati sengatan ubur-ubur, apabila rasa sakit masih berlanjut.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)