Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

7 Misteri Serangan 9/11 yang Belum Terungkap, Termasuk Alasan Menara Runtuh Terlalu Cepat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tragedi Serangan 11 September 2001.

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini, peristiwa Serangan 11 September 2001 atau lebih dikenal dengan 9/11 terjadi tepat 17 tahun lalu.

Dikutip dari laman TribunJogja.com, 19 militan dari kelompok ekstremis Islam, Al-Qaeda, membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan warga Amerika Serikat.

Dua pesawat yang dibajak, terbang ke arah menara kembar World Trade Center di New York, pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan yang keempat jatuh di Pennsylvania.

Sekitar tiga ribu orang tewas akibat aksi teroris 9/11 tersebut.

Pada 11 September 2001, pukul 8.45 pagi, pesawat American Airlines Boeing 767 dengan 20 ribu galon bahan bakar, menabrak menara utara World Trade Center (WTC) di New York.

Tabrakan itu menyisakan lubang menganga dan terbakar di dekat lantai 80.

Membunuh ratusan orang sekaligus dan membuat mereka yang berada di lantai lebih tinggi terjebak (WTC terdiri dari 110 lantai).

Saat evakuasi sedang dilakukan, tak lama kemudian -- tepatnya 18 menit setelah tabrakan pertama -- pesawat lain bergerak mengarah World Trade Center dan menghantamnya.

Membelah menara bagian selatan di dekat lantai 60.

Kedua tabrakan tersebut menyebabkan ledakan besar dan membuat puing-puing berjatuhan ke jalanan di bawahnya.

Para warga yang awalnya mengira peristiwa tersebut sebagai kecelakaan semata, mulai menyadari bahwa AS sedang diserang teroris.

Peristiwa inilah yang memicu perang abadi Amerika Serikat dengan aksi terorisme.

Meski sudah hampir dua dekade berlalu, kasus serangan 9/11 yang berupa pembajakan, serangan bunuh diri, dan pembantaian ini masih menyisakan misteri.

Banyak kejanggalan yang membuat publik bertanya-tanya, bahkan mencurigai peristiwa 9/11 sebagai konspirasi.

Kali ini TribunTravel.com merangkum 7 rahasia tentang peristiwa tragis 9/11 dari laman Reader's Digest.

1. Alasan kenapa menara runtuh begitu cepat

Para arsitek merancang Menara Kembar untuk dapat menahan dampak dari pesawat jet komersial.

Namun, kedua menara itu runtuh hanya dalam waktu dua jam setelah ditabrak.

Paradoks ini memicu sejumlah teori, kedua menara itu telah dicurangi dengan bahan peledak (demolition-style) sebelum pesawat jatuh.

Namun, Snopes baru-baru ini mendiskreditkan teori ini karena tidak terdengar secara ilmiah.

Namun, itu malah menimbulkan pertanyaan baru: bagaimana menara-menara yang direkayasa secara optimal ini runtuh seperti tumpukan kartu?

2. Misteri alumunium yang meleleh

Bahan utama yang digunakan dalam membuat pesawat adalah aluminium.

Menurut Smithsonian, dua ilmuwan secara independen menunjukkan aluminium meleleh pada suhu yang sangat tinggi (lebih dari 537 derajat Celsius) dan berkembang menjadi bahan peledak yang kuat ketika mengalami kontak dengan air.

Mereka berteori, menara-menara yang terbakar menjadi semacam "tungku" yang bisa melelehkan aluminium.

Alumunium pesawat yang meleleh ini kemudian akan meledak ketika bersentuhan dengan air dari alat penyiram gedung.

Teori ini bisa menjelaskan runtuhnya menara dalam cara 'demolition-style.'

3. Bukti yang hilang

Ketika teori aluminium yang meleleh ditinggalkan, Smithsonian menunjukkan laporan investigasi resmi yang bahkan tidak menyebutkan adanya puing-puing pesawat di menara.

Pertanyaannya: Mengapa?

Apakah peneliti gagal mengenali aluminium dalam keadaan cair?

Atau apakah para peneliti, untuk alasan apa pun, mengabaikan keberadaannya?

Berangkat dari sini, pertanyaan tentang peristiwa 9/11 terus bergulir.

4. Mengapa pemerintah mengabaikan peringatan terakhir?

Sehari sebelum serangan 9/11, Badan Keamanan Nasional (NSA/National Security Agency) pemerintah AS menyadap dua komunikasi, yang berasal dari Afghanistan ke Arab Saudi.

Satu pesan mengatakan, "Tomorrow is zero hour" atau "Besok adalah jam nol."

Sementara pesan yang lain mengatakan, “The match begins tomorrow” atau "Pertandingan dimulai besok."

Sayangnya, pesan-pesan ini tidak diterjemahkan sampai 12 September, menurut CNN.

5. Di mana NSA pada 10 September 2001?

Dengan asumsi NSA tidak menerjemahkan pesan di atas pada hari ketika mereka disadap, masih ada pertanyaan tentang apa yang dilakukan agensi hari itu.

CIA telah siaga sejak 23 Agustus, saat serangan teroris oleh Al Qaeda sudah mendekat.

6. Seberapa dini pemerintah AS mengetahui peristiwa 9/11?

Pada 31 Juli 2001, FAA mengeluarkan peringatan kepada maskapai penerbangan bahwa, "sejumlah kelompok teror diketahui telah merencanakan dan berlatih praktik pembajakan pesawat."

Menurut CNN, peringatan ini bukan peringatan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Bahkan, pada 1998, sebagai tanggapan atas pernyataan yang tidak menyenangkan yang dibuat oleh Osama bin Laden sendiri, FAA telah memperingatkan maskapai penerbangan dan bandara untuk mempertahankan “tingkat kewaspadaan yang tinggi.”

Lalu, sudah berapa lama pemerintah memperhatikan adanya serangan teroris besar terhadap Amerika Serikat yang sedang direncanakan?

7. Kenapa tidak ada orang yang memberikan peringatan pada masyarakat?

Pada 6 Agustus 2001, CIA melaporkan kepada Presiden George W. Bush bahwa Al Qaeda merencanakan pembajakan penerbangan, menurut CNN; informasi itu diteruskan ke kedutaan dan organisasi luar negeri lainnya.

Tapi mengapa bukan kepada masyarakat Amerika?

Ada kemungkinan, pihak berwenang tidak menganggap serius ancaman tersebut, dan ada kemungkinan mereka percaya hanya ada sedikit masyarakat yang percaya.

Namun, banyak orang, terutama keluarga korban lebih memilih jika peringatan itu diteruskan kepada publik Amerika.