TRIBUNTRAVEL.COM - Pantai Aia Manih merupakan pantai dengan pemandangan memesona di Sumatera Barat.
Lokasinya berada di Padang Selatan, Padang, Sumatera Utara.
Pantai Aia Manih atau sering dikenal sebagai Pantai Air Manis ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Ombaknya yang kecil dan memiliki pemandangan yang menarik untuk dijadikan spot foto membuat Pantai Aia Manih sering dikunjungi wisatawan.
Apabila kamu melihat ke arah utara, kamu akan menemukan Gunung Padang yang megah.
TONTON JUGA:
Tak hanya itu, kamu juga bisa berkunjung ke Pulau Pisang Gadang dan Pulau Pisang Ketek yang lokasinya tidak jauh dari Pantai Aia Manih.
Lokasi Pantai Aia Manih bisa ditempuh dengan jarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Padang.
Ada beberapa fasilitas yang bisa dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke Pantai Aia Manih.
Seperti area santai di bawah pohon hingga restoran bagi wisatawan yang ingin kulineran seafood.
Menariknya lagi, kamu juga bisa bermain motor air di Pantai Aia Manih dengan menyewa motornya.
Ada tempat persewaan motor air yang bisa kamu sewa jika ingin menikmati keindahan Pantai Aia Manih lebih jauh.
Selain memiliki pesona dan fasilitas yang cukup lengkap, Pantai Aia Manih juga sering dikunjungi wisatawan karena alasan cerita legenda.
Banyak orang percaya jika Pantai Aia Manih merupakan tempat terjadinya cerita legenda Malin Kundang.
• Benarkah Batu Malin Kundang di Pantai Aia Manih Berasal dari Kutukan?
Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah batu yang mirip manusia dalam posisi bersujud.
Batu tersebut kemudian dikaitkan dengan cerita legenda Malin Kundang.
Batu yang berbentuk seorang laki-laki sedang bersujud dipercaya sebagai Malin Kundang yang sedang meminta ampunan.
Di sekitar batu bersujud juga terdapat bebatuan kecil yang dianggap sebagai barang-barang milik Malin Kundang.
Seperti batu berbentuk jangkar kapal, tong kayu, tambang, hingga puing-puing kapal yang telah hancur.
• Benarkah Patung di Pantai Aia Manih Sosok Malin Kundang yang Dikutuk?
Biasanya, wisatawan yang datang ke Pantai Aia Manih akan bernostalgia dengan cerita legenda dari Sumatera Barat, yakni Malin Kundang.
Malin Kundang merupakan sosok lelaki penyayang terhadap ibunya yang memulai kehidupan barunya dengan merantau naik kapal besar yang berlabuh di Pantai Aia Manih.
Diketahui, Malin Kundang merantau karena ingin mendapatkan pekerjaan yang bisa mengubah perekonomian dan kehidupan menjadi lebih baik lagi.
Malin Kudang pun membuat janji kepada ibu tersayang akan segera kembali dari perantauan.
Ibu Malin Kundang yang bernama Mande Rubayah pun membekali Malin Kundang dengan beberapa kudapan.
Mande Rubayah pun selalu memegang janji Malin Kundang yang berkata akan secepatnya kembali.
Namun setiap ada kapal berlabuh, Mande Rubayah menanyakan pada awak kapal dan tak ada seorang pun yang bertemu dengan Malin Kundang.
Mande Rubayah pun sedih karena tak seorang pun yang mengetahui kabar Malin Kundang.
Pada suatu hari, nahkoda kapal yang dulunya membawa Malin Kundang merantau memberi tahu jika dia telah menikah.
Menurut penuturannya, Malin Kundang telah menikahi gadis cantik keturunan bangsawan.
Mendengar kabar baik tersebut, Mande Rubayah berharap supaya Malin Kundang segera pulang ke kampung halamannya.
Beberapa hari kemudian, terlihat kapal besar megah yang merapat ke Pantai Aia Manih.
Mande Rubayah melihat sepasang suami istri yang keluar dari kapal tersebut dan meyakini bahwa lelaki tersebut merupakan anak kesayangannya, Malin Kundang.
Tak membutuhkan waktu lama, Mande Rubayah mendekati Malin Kundang dan mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan.
Malin Kundang justru mendorong Mande Rubayah yang kala itu mengenakan pakaian lusuh dan terlihat sangat tua.
Malin Kundang tidak percaya jika wanita tua tersebut adalah ibunya, sehingga Malin Kundang mengajak sang istri pergi meninggalkannya.
Mande Rubayah yang mendapatkan perlakuan buruk itu sangat sakit hati terhadap sikap anak kesayangannya selama ini.
Kemudian Mande Rubayah mengangkat kedua tangannya sambil menangis memohon supaya diberi petunjuk.
Mande Rubayah memohon permintaan apabila lelaki tersebut bukan anaknya, Mande Rubayah akan meminta maaf atas perbuatannya.
Namun apabila lelaki tersebut merupakan Malin Kundang, Mande Rubayah berharap supaya dia diberikan keadilan yang sepadan.
Seusai berdoa, langit cerah berubah menjadi gelap dan mulai turun hujan lebat.
Hujan lebat tersebut mampu menghantam kapal besar milik Malin Kundang dan menghancurkannya menjadi berkeping-keping.
Setelah hujan lebat selesai, di sekitar Pantai Aia Manih terdapat kepingan kapal dan bongkahan batu menyerupai seorang sedang bersujud.
Batu tersebut kemudian dipercaya sebagai Malin Kundang yang terkena kutukan dari ibunya.
Hingga saat ini, batu tersebut masih ada di Pantai Aia Manih dan menjadi spot foto yang sangat digemari wisatawan.
• Rekomendasi Transportasi Lokal hingga Pilihan Tempat Wisata di Korea Selatan
• 12 Tempat Wisata di Ipoh, Malaysia yang Menarik untuk Dikunjungi
• Panduan Lengkap Liburan Singkat ke Ipoh, Malaysia
• 7 Tempat Wisata Hits di Yogyakarta Favorit Tempat Favorit Pemburu Foto Instagramable
• Penjelasan BMKG Soal Isu Tsunami Besar di Pantai Selatan Jawa
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)