Breaking News:

Diduga Akibat Dibangun Helipad, Subak Jatiluwih di Bali Terancam

Salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO, yakni subak, kini terancam dicabut.

Editor: Sinta Agustina
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Subak Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Bali. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu warisan budaya dunia (world heritage) yang diakui oleh United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yakni subak, kini terancam dicabut.

Hal itu disinyalir karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan membangun helipad atau landasan untuk pendaratan helikopter di kawasan Subak Jatiluwih, Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

Pembangunan itu disinyalir telah merusak keaslian kawasan kawasan Subak Jatiluwih yang merupakan inti dari kawasan Catur Angga Batu Karu yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia (WBD).

Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. Wayan Windia meminta kepada Pemkab Tabanan untuk menghentikan eksploitasi di kawasan tersebut.

Hal itu, kata dia, bisa dilakukan jikalau Pemkab Tabanan membentuk badan pengelola warisan budaya dunia (WBD), bukan badan pengelola daerah tujuan wisata (DTW) seperti sekarang.

Terlebih, kata Prof. Windia, DTW Jatiluwih pernah ngotot untuk membuat parkir untuk kendaraan wisatawan yang berkunjung, namun ternyata parkir tersebut diperuntukkan untuk restoran kapitalis yang ada di sana.

"Jadi apakah alasan tentang helikopter pad tersebut dapat dipercaya?" kata dia kepada Tribun Bali, Sabtu (19/4/2019).

Menurut guru besar Fakultas Pertanian Unud ini, investor di Jatiluwih sangatlah rakus karena berupaya membangun parkiran di kawasan subak tersebut hanya untuk kepentingan pribadi.

Pihaknya pun menentang pembangunan parkir itu karena dapat mengancam keaslian tatanan di wilayah Subak Jatiluwih.

"Sangat mengerikan," celetuknya.

2 dari 2 halaman

Baginya, keberadaan parkir harus jauh dari Subak Jatiluwih agar tak menganggu lansekap asli kawasan tersebut dan turis yang datang ke kawasan itu juga harus dikendalikan sesuai dengan keinginan UNESCO.

"Saya sangat khawatir dengan perkembangan kawasan di sana," kata dia lagi.

Oleh karena itu pihaknya menyarankan harus ada pembuatan rencana detail tata ruang di kawasan WBD Catur Angga Batukaru.

Dengan adanya rencana detail tata ruang maka jelas apa yang boleh dan tidak untuk dibangun.

Jika Pemkab Tabanan tidak mau berubah mengenai hal tersebut maka ia akan mengajak untuk memboikot kawasan Jatiluwih agar wisatawan tak berkunjung ke sana.

"Jangan berkunjung ke Subak Jatiluwih. Alihkan kunjungan ke kawasan subak yang lain," ajaknya.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Warisan Budaya Dunia Subak Terancam, Prof. Windia Minta Hentikan Eksploitasi Jatiluwih.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Bali
Tags:
TabananBali Mepamit Handry Satriago
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved