TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 jatuh setelah lepas landas dari Bandara Bole, Addis Ababa, Etiopia, Minggu (10/3/2019).
Pesawat yang membawa 157 penumpang termasuk kru tersebut akan terbang ke Nairobi, Kenya.
Peristiwa ini mengingatkan Indonesia tentang jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) lalu.
Ternyata dua tragedi tersebut memiliki persamaan fakta seperti yang berhasil dirangkum TribunTravel berikut ini:
1. Jenis pesawat sama
Pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu pagi menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8.
Pesawat dengan tipe yang sama juga digunakan Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang tahun lalu.

Akibat dua tragedi ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melarang terbang sementara pesawat Boeing 737-8 MAX di Indonesia.
Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan penerbangan di Indonesia.
2. Jatuh tak lama setelah lepas landas
Diinformasikan Aljazeera, pesawat Ethiopian Airlines meninggalkan Bandara Bole pukul 8.38 dan hilang kontak dengan menara kontrol enam menit kemudian pada pukul 8.44 waktu setempat.
Tak lama kemudian, puing-puing pesawat ditemukan di dekat kota Bishoftu, sekitar 62 km sebelah tenggara Addis Ababa.

Sementara itu, pesawat Lion Air JT 610 jatuh 13 menit setelah pesawat mengudara.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang pukul 06.20 WIB.
Pukul 06.33 WIB, pesawat hilang kontak dengan menara kontrol Bandara Soekarno-Hatta.
3. Kesulitan mengendalikan pesawat
Dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip KompasTekno dari Aviation Safety, Senin (11/3/2019), pilot ET 302 mengatakan memiliki kesulitan dalam mengendalikan pesawat.
Hal itu juga terjadi dalam penerbangan Lion Air JT 610 sesaat sebelum jatuh di perairan Karawang, seperti diwartakan Kompas.com.
Pilot Lion Air JT 610 melaporkan kesulitan mengendalikan pesawat yang menukik beberapa kali.
4. Pilot minta izin return to base
Melansir dari Flight Global, Ethiopian Airlines yang jatuh berusaha untuk kembali ke Addis Ababa setelah mengalami masalah usai lepas landas.
CEO Ethiopian Airlines mengatakan, pilot menyebut dirinya mengalami kesulitan dan ingin kembali, dan diberi izin.

Namun sebelum kembali ke Bandara Bole, pesawat telah jatuh terlebih dahulu.
Pada penerbangan Lion Air JT 610, pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar.
Petugas ATC memberikan izin untuk kembali mendarat ke bandara, namun sebelum kembali ke Bandara Soekarno-Hatta, pesawat Lion Air JT 610 jatuh.
5. Seluruh penumpang dinyatakan meninggal dunia
Manajemen maskapai menyatakan, pesawat Ethiopian Airlines membawa 149 penumpang dan 8 kru.
Semua penumpang dan kru dinyatakan tewas dalam tragedi ini.
Sementara itu, pesawat yang jatuh dalam penerbangan dari Cengkareng ke Pangkalpinang itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak.
Seluruh penumpang dinyatakan meninggal dunia.
6. Satu calon penumpang selamat
Sony Setiawan bersyukur tiada henti karena batal menumpangi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Mengutip dari Warta Kota, pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Bangka Belitung (Babel) ini tertinggal pesawat lantaran terjebak macet di Tol Cikampek.
Ia mengaku seharusnya sudah menumpang pesawat nahas ini dan melakukan check-in.
Sementara itu, Antonis Mavropoulos juga merasa beruntung karena tertinggal pesawat Ethiopian Airlines yang akan menerbangkannya ke Nairobi.

Antonis mengatakan, dirinya tiba di Bandara Bole beberapa menit setelah proses boarding selesai.
• Terlambat 2 Menit, Pria Yunani Selamat dari Kecelakaan Nahas Pesawat Ethiopian Airlines
• Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Indonesia Larang Sementara Maskapai yang Terbangkan Boeing 737 Max
Karena keterlambatan ini, Antonis selamat dari kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh di Hejere dekat Bishoftu, sekitar 50 kilometer ke arah selatan Addis Ababa.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)