TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang gemar mengikuti perkembangan mode pasti tak asing lagi dengan nama-nama kota seperti Paris, Milan, London, maupun New York.
Kota-kota ini memang menjadi kiblat fashion dunia.
Namun, ada beberapa kota lain yang juga semakin berkembang dalam mempengaruhi tren fashion secara global.
Berikut TribunTravel.com telah merangkum empat destinasi fashion 2019 dari laman The Culture Trip.
1. Sydney, Australia

Australia telah terus menjadi sorotan mode dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah desainer pioner dari Australia semakin menonjol.
Seperti Toni Matičevski, yang karya-karyanya dimodelkan oleh fashion-blogger dan model Nicole Warne untuk Vogue Australia, atau Dion Lee, orang pertama yang menyajikan koleksi pekan mode di Opera House.
Serta Nicky dan Simone Zimmermann bersaudari, yang brand ternamanya dimulai dari kios pasar Paddington dan sekarang dapat ditemukan di retailer mode di seluruh dunia.
Meskipun ketiga merek ini telah memindahkan basis musiman ke New York, masih akan ada banyak bakat yang muncul di Mercedes Benz blogger di Sydney yang digelar pada Mei 2019.
2. Amsterdam, Belanda

Dalam hal fashion, Amsterdam dianggap sebagai inti dari merek denim independen.
Namun, sejumlah label lokal kini berfokus pada keberlanjutan.
Mandy Meuwese, pendiri agensi fashion dan gaya hidup Amsterdam Ganbaroo, memprediksi lonjakan tren ini pada 2019.
"Saya percaya akan ada kebutuhan mendesak untuk merek yang transparan, terlibat secara sosial," katanya.
Fashion for Good Experience, sebuah museum yang mengeksplorasi rantai produksi fashion dan mempromosikan keberlanjutan melalui instalasi dan presentasi yang mendalam, akan dibuka pada Oktober 2019.
Sementara, sekolah mode utama kota itu, Amsterdam Fashion Institute, akan mendapat direktur baru pada bulan Februari 2019.
Mantan dosen dan pembicara tamu Dirk Reynders akan mengantarkan era kreativitas baru untuk sekolah mode tersebut.
3. Tokyo, Jepang

Yohji Yamamoto dan Rei Kawakubo pertama kali menarik perhatian ke dunia mode Jepang ketika
membawa label edgy mereka ke Paris selama 1980-an.
Sekarang, label merek dari Tokyo (baik yang baru lahir maupun yang sudah mapan) mendapatkan kredibilitas yang sama di kota itu sendiri.
Digelarnya Tokyo Fashion Week membuktikan Tokyo kembali menjadi tempat berkembang bagi bakat-bakat baru yang menarik.
Acara ini berlangsung pada bulan Maret dan Oktober.
Tokyo Fashion Week menarik beberapa pembeli, editor, dan influencer yang paling berpengaruh di dunia berkat fokusnya pada koleksi yang berpikiran maju dan estetika yang penuh percaya diri dan selalu berubah-ubah.
4. Los Angeles, Amerika Serikat

Banyaknya talenta fashion yang muncul di Downtown Los Angeles menjadikannya sebagai salah satu tujuan fashion utama 2019.
Upaya revitalisasi besar ditambah kedekatan dengan distrik seni yang berkembang pesat telah mengubah Los Angeles menjadi pusat mode yang penting.
Sejumlah label besar seperti Yves Saint Laurent dan Rebecca Taylor memberikan akses kepada produksi lokal.
Row DTLA, yang dibuka pada tahun 2017, dengan cepat menjadi tujuan belanja kelas atas.
Lebih jauh lagi, desainer independen membangun platform pop-up edgy seperti Fashun Tweek untuk memadukan seni, musik dan fashion, dan presentasi musiman di atas panggung.
Di kawasan Greater LA, Los Angeles Fashion Week menjadi acara internasional dua tahunan yang semakin bergengsi setiap musimnya.
Los Angeles Fashion Week menjadi destinasi bagi para perancang yang ingin melihat di luar kemewahan Hollywood dan memberi pengakuan kepada Los Angeles sebagai kota yang dinamis secara budaya.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)