TRIBUNTRAVEL.COM - Borobudur tak sekadar bangunan untuk bersembahyang.
Ada banyak misteri yang belum banyak diketahui orang.
Salah satunya menarik adalah jam raksasa candi Borobudur.
Borobudur bermula pada sekitar tahun 750 Masehi, ketika seorang arsitek bernama Gunadarma berdiri di sebuah gunung di Kerajaan Syailendra.
Di hadapannya tampak sebuah danau dikelilingi tujuh gunung.
Di tengah danau berdiri sebuah bukit.
• Pulau Padar hingga Borobudur, 6 Destinasi Indonesia Ini Nampang di Billboard Asian Games 2018
Jam matahari di Candi Borobudur
Dari danau itu mengalir sungai, berkelok-kelok.
Sebuah pemandangan yang luar biasa indah.
Sayangnya, dua dari tujuh gunung yang mengelilingi termasuk gunung aktif.
Itulah Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.
Alam Kerajaan Syailendra subur dan indah, tapi rawan bencana.
• Omahku Memoriku, Museum di Kaliurang yang Jadi Saksi Bisu Dahsyatnya Erupsi Merapi
Begitu pula Gunadarma yang taat beragama Budha.
Gunadarma mungkin juga berharap kerajaannya selamat dari bencana.
Dia memikirkan sebuah cara.
Bagaimana jika di tengah danau itu dibangun sebuah tempat ibadat?
Supaya Tuhan melindungi manusia dari bencana.
Gunadarma merancang tempat ibadat berbentuk bunga teratai.
Bunga teratai raksasa yang mekar di tengah danau dan dikelilingi tujuh gunung.
Raja Syailendra mendukung pembangunan tempat ibadat itu.
• Saking Besarnya, Daun Teratai Raksasa di Taman Shuangxi Taiwan Bisa Diduduki
Tempat ibadat itu dibangun selama 92 tahun.
Ketika selesai, tempat ibadat itu memang tampak seperti bunga teratai di tengah danau.
Itulah tempat ibadat bernama candi Borobudur.
Sayangnya, gempa dan letusan gunung berapi membuat danau di sekitar Candi Borobudur hilang.
Tumpukan debu gunung berapi menyebabkan danau mengering.
• Jangan Cuma Kunjungi Candi Borobudur Saat Mudik ke Magelang, Cicipi Juga 6 Kuliner Khas Magelang Ini
Di zaman sekarang, Candi Borobudur tidak lagi dikelilingi danau.
Borobudur dibangun sebelum bangsa Kamboja membangun Candi Angkor Wat.
Juga dibangun sebelum orang Eropa membangun gedung-gedung katedral yang megah.
Bentuk candi Borobudur lebih rumit dibanding piramida Mesir.
Bayangkan, batu seberat 2 ton disusun satu per satu sampai jadi bukit berlantai 10.
• 5 Destinasi Terbaik dan Tercantik di Dunia, Ada Piramida Giza di Mesir sampai Stonehenge di Inggris
Batu itu juga diukir dengan gambar yang sangat teliti.
Gambar itu berkisah tentang kehidupan rakyat Kerajaan Syailendra.
Nah, ada satu misteri lain soal Candi Borobudur ini, yakni sebuah jam raksasa
Bagaimana melihat Candi Borobudur sebagai sebuah jam raksasa?
Begini penjelasannya.
• Rayakan Waisak di Borobudur? Jangan Lupa Mampir ke 8 Destinasi Cantik di Sekitar Magelang Ini
Candi Borobudur memiliki 72 buah stupa berbentuk lonceng terbalik.
Stupa terbesar berada di lantai teratas.
Arsitek Borobudur memakai stupa-stupa itu sebagai titik tanda jam.
Jarum jam-nya berupa bayangan sinar Matahari yang disebabkan stupa terbesar.
Ya, bayangan stupa terbesar selalu jatuh dengan tepat di stupa lantai bawah.
Tak hanya itu, Candi Borobudur juga merupakan petunjuk arah yang sangat tepat.
Tanpa bantuan kompas dan GPS.
• Benarkah Baterai Smartphone Lebih Boros Saat GPS Aktif? Ini Penjelasannya
Seperti diketahui, Matahari memang terbit di arah timur.
Namun, tidak selalu tepat di titik timur.
Matahari hanya terbit benar-benar di titik timur dalam dua kali setahun.
Yaitu sekitar tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September.
Nah, arsitek Borobudur rupanya sudah mengetahui titik timur yang benar.
Oleh karena itu, Candi Borobudur juga dibangun menghadap titik utara dan selatan dengan sangat tepat.
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur, Bukti Bahwa Mahakarya Wangsa Syailendra Ini Memang Penuh 'Keajaiban'