Breaking News:

5 Tradisi Unik yang Ada di Indonesia Saat Gerhana Bulan Terjadi, Curi Beras hingga Pukul Kentongan

Bicara tentang gerhana Bulan, masyarakat Indonesia punya tradisi unik kala fenomena alam ini terjadi.

INSTAGRAM/anargyros.dekavallas
Gerhana bulan sebagian di Folégandros, Kikladhes, Yunani 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Sabtu (28/7/2018) mendatang, gerhana Bulan total menyapa masyarakat Indonesia.

Gerhana Bulan kali ini juga sangat istimewa.

Pasalnya, gerhana Bulan total yang juga disebut Blood Moon atau Bulan darah ini akan memiliki durasi terpanjang selama abad ke-21.

Yakni, 103 menit.

Selain itu, gerhana Bulan ini nanti juga berbarengan dengan kemunculan planet Mars yang lebih terang karena posisinya yang lebih dekat dengan Bumi.

Bicara tentang gerhana Bulan, masyarakat Indonesia punya tradisi unik kala fenomena alam ini terjadi.

Tradisi ini pun berbeda-beda, menurut suku dan budaya masyarakat setempat.

Apa sajakah itu?

Yuk simak deretannya berikut, sebagaimana dirangkum TribunTravel.com dari laman pesona.travel.

2 dari 4 halaman

1. Memukul-mukul lesung.

(wisnujadmika.wordpress.com)

Lesung merupakan alat penumbuk padi tradisional.

Menurut kepercayaan Jawa, terjadinya gerhana Bulan adalah raksasa Batara Kala sedang menelan Bulan bulat-bulat.

Masyarakat yang mempercayai mitos ini pun memukul-mukul lesung.

Memukul lesung menjadi simbol memukul-mukul raga Batara Kala yang masih hidup.

Sehingga, Batara Kala merasa geli dan memuntahkan kembali Bulan yang ditelannya.

2. Menggoyangkan batang pohon.

Masyarakat Dayak Ngaju akan menggoyang-goyangkan batang pohon buah saat gerhana Bulan berlangsung.

Hal ini bertujuan agar roh pohon yang disebut Gana bangkit dan pohon tersebut berbuah lebat.

3. Memukul-mukul kentongan atau gong.

(Kompasiana/Joko Martono)
3 dari 4 halaman

Untuk masyarakat Dayak, mereka akan membunyikan gong atau sumber bebunyian lainnya agar Bulan dapat muncul kembali.

Mereka percaya, Bulan sedang dimakan oleh makhluk gaib bernama Ruhu ketika gerhana terjadi.

Sementara, masyarakat Tidore memiliki tradisi yang disebut Dolo-dolo.

Tradisi Dolo-dolo dilakukan dengan cara memukul kentongan yang terbuat dari bambu secara beramai-ramai.

Sama seperti masyarakat Dayak dan Jawa, masyarakat Tidore percaya Bulan sedang dimakan oleh raksasa gaib ketika gerhana.

4. Mencuri beras tetangga.

Beras
Beras (thenewsminute.com)

Ini mungkin satu di antara sedikit tradisi yang melibatkan tindakan pencurian.

Tapi, jangan salah, pencurian ini sama sekali tidak bermakna negatif.

Bagi masyarakat Bugis, mencuri beras tetangga merupakan tradisi yang mereka lakukan saat gerhana Bulan.

Beras yang dicuri pun hanya segenggaman tangan.

4 dari 4 halaman

Tidak ada tetangga yang merasa dirugikan akibat pencurian ini, karena mereka juga melakukan hal yang sama.

Konon, bedak yang diolah dari beras 'hasil curian' ini membuat siapa pun yang memakainya terlihat cantik.

Tradisi mencuri beras tetangga umum dilakukan masyarakat Bugis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

5. Membuat nasi liwet.

(id. tastemade.com)

Tradisi membuat nasi liwet kala gerhana Bulan berlangsung dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Khususnya perempuan yang sedang hamil.

Awalnya, ibu atau kerabat dari perempuan hamil itu menanak nasi.

Sementara si perempuan hamil dituntun oleh tetua kampung untuk menggigit potongan genteng sembari terus mengelus-elus perutnya.

Setelahnya, si perempuan hamil diminta menyelinap ke kolong tempat tidur sebanyak tiga kali sembari terus menggigit pecahan genteng.

Bersamaan dengan hal itu, anak-anak diminta bergelantungan di pohon di halaman rumah tempat diadakannya tradisi menanak nasi liwet.

Ini merupakan harapan agar bayi yang dikandung dapat lahir sempurna tanpa cacat. (*)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravelKompas.comRaja AmpatTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved