Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada yang aneh dengan wanita yang satu ini.
Jika biasanya gadis seusianya menggunakan pakaian kasual atau seksi, dia justru melakukan hal sebaliknya.
Gadis ini tak pernah lepas dari dot di mulut dan popok sebagai pengganti celana.
Dia juga selalu merajuk seperti layaknya balita.
Padahal jika dilihat dari penampilannya, dia benar-benar seperti remaja kebanyakan.
Dilansir TribunTravel.com dari laman dailymail.co.uk, Tory asal Oregon Selatan dikenal akan perilaku yang tak biasa.

Dia berperilaku dan perpenampilan layaknya bayi.
Gadis ini senang mengenakan popok dan dot.
Bahkan saat berada di luar rumahpun juga menggunakannya.
Bukan tanpa alasan mengapa dia melakukan hal seperti ini.
Semasa kecil, Tory pernah dilecehkan secara seksual.

Pelecehan ini menimbulkan trauma berat dan membuatnyan tak memiliki masa kecil.
Dia menjalani terapi untuk mengatasi trauma itu, tapi tidak ada yang benar-benar membantu.
Sampai kemudian dia memutuskan untuk mencoba bersikap seperti bayi.

Tujuannya untuk membawa kembali kenangan masa kecilnya.
Tory mengatakan jika caranya itu benar-benar ampuh membawa kenangan yang indah di masa lalunya.
Meski demikian, banyak masyarakat yang beranggapan jika perilaku remaja mengalami fetish seksual.

Permainan bayi semacam ini sering disebut dult Baby Diaper Lovers (ABDL) and Daddy Dom Little Girl (DDLG), sebuah praktik erotis yang berkaitan dengan BDSM atau penyiksaan seksual.
Namun Tory mengatakan jika cara yang dilakukannya itu sama sekali tak ada hubungannya dengan hal-hal berbau sensual.

Untuk membuatnya benar-benar seperti bayi, Tory bahkan memiliki pengasuh yang akan bermain bersamanya, memberinya makan dan bahkan menghukumnyab ketika nakal.
Sang ibu yang tinggal bersamanya mengatakan jika tak ada kesalahan apapun pada anaknya.
Wanita itu mengatakan jika perilaku itu hanyalah upaya untuk mengatasi depresi dan kecemasan yang selama ini dialami sang anak.

Sementara itu, teman-teman Tory tidak melihat masalah pada perilakunya.
Mereka mengatakan bahwa itu adalah pilihannya dan karena dia tidak melibatkan mereka dalam permainannya ,dia bebas melakukan apa pun yang dia inginkan di balik pintu yang tertutup.
Mereka semua percaya dia akan merasa cukup kuat untuk menjalani kehidupan normal segera.

Namun pada saat itu mereka adauntuk mendukung temannya.
Bagaimana menurutmu?