Breaking News:

5 Metode Eksekusi yang Paling Menyakitkan Sepanjang Masa, Ada yang Dimasak Hidup-hidup

Sebagian besar negara di seluruh dunia telah melarang eksekusi. Alasannya karena prakter eksekusi dinilai tak bermoral.

Net
Ilustrasi 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian besar negara di seluruh dunia telah melarang eksekusi.

Alasannya karena prakter eksekusi dinilai tak bermoral, apalagi jika berhubungan dengan penyiksaan.

Kebanyakan eksekusi yang dilakukan cenderung dilakukan secepat mungkin dan mengurangi rasa sakit sebanyak mungkin.

Namun jika menengok ratusan tahun silam, metode eksekusi yang mereka lakukan sangat mengerikan.

Mereka dibiarkan tersiksa sampai kematian menjemput.

Dilansir TribunTravel.com dari laman eskify.com, 5 metode eksekusi paling menyakitkan sepanjang masa.

1. Flaying

(wikimedia.org)

Metode ini sangat menyakitkan ini berasal daro 911 SM, dimana korban dikuliti hidup-hidup.

Kekaisaran Neo-Asyur yang paling banyak menerapkan metode flaying.

2 dari 4 halaman

Penyiksaan ini sangat lamban dan benar-benar menjadi kengerikan bagi mereka yang mengalaminya.

2. Lingchi

(buenosairesreview.org)

Satu metode eksekusi paling brutal di Asia.

Jenis eksekusi ini membutuhkan waktu yang sangat lama, dan sangat menyakitkan.

Hukuman itu hanya digunakan untuk melawan kejahatan terburuk, seperti pengkhianatan, pembunuhan, dan sebagainya.

Praktiknya telah berlangsung selama seribu tahun sebelum dilarang pada 1900-an.

Seorang penjahat akan terikat pada bingkai kayu, dagingnya kemudian dipotong dari tubuhnya dengan beberapa irisan.

Eksekusi akan dilakukan di depan umum.

3. Necklacing

(defendevropa.org)

Necklacing adalah tindakan mengeksekusi seseorang dengan menempatkan ban penuh bensin di leher seseorang dan kemudian api dinyalakan.

3 dari 4 halaman

Kematian bisa memakan waktu 20 menit, dan menyebabkan luka bakar yang ekstrem.

Eksekusi ini berasal dari Eastern Cape, Afrika Selatan, pada 1980an.

Insiden pertama tercatat di Uitenhage pada 23 Maret 1985 ketika itu digunakan pada Benjamin Kinikini.

Kini dikabarkan menjadi korban main hakim sendiri.

Necklacing kadang-kadang diberikan sebagai hukuman oleh pengadilan rakyat yang didirikan di kota-kota hitam sebagai sarana untuk menegakkan sistem peradilan mereka sendiri.

4. Dimasak hidup-hidup

(yournewswire.com)

Metode ini banyak digunakan di Eropa dan Asia.

Biasanya menggunakan kuali raksasa yang diisi minyak panas atau tar.

Korban lalu dimasukkan di dalamnya dan dimasak hidup-hidup.

5. Roda pemutus

(torange.biz)
4 dari 4 halaman

Roda pemutus adalah satu metode eksekusi yang paling umum di abad pertengahan.

Korban akan menempel pada roda dengan lengan dan kakinya diregangkan.

Algojo kemudian memutar roda, dan menggunakan palu untuk menghancurkan dan mematahkan tulang korban yang dilekatkan.

Setelah tulangnya hancur, korban kemudian dibiarkan mati perlahan.

Metode ini bisa memakan waktu berhari-hari.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comAsiaAfrika Selatan Seroja Asia Clara Tan
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved